TRIBUNWOW.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi soal pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peluangnya di Pilpres 2024 mendatang.
Seperti yang diketahui, Jokowi sempat menyebut bahwa Sandiaga Uno akan menjadi kandidat capres di Pilpres 2024 nanti.
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club, Jumat (1/1/2021), Sandiaga Uno mengakui mendengar secara langsung pernyataan dari Jokowi tersebut.
Baca juga: Kepada Karni Ilyas, Sandiaga Uno Akui Ditawari Prabowo Jabatan Menteri KKP: Sejarah Bercerita Lain
Baca juga: Refly Harun Anggap Prabowo-Sandi Lukai Hati Pendukung setelah Jadi Menteri: Kekuasaan Selalu Nikmat
Menurutnya, hal itu disampaikan dalam sebuah acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada awal tahun 2020 lalu.
"Saya kebetulan ada di situ di acara HIPMI, pengukuhan pengurus baru dan Pak Jokowi hadir," ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menilai bahwa apa yang disampaikan oleh Jokowi sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Pada saat itu Jokowi menyakini bahwa penerusnya nantinya adalah dari generasi muda yang menghadiri acara pengukuhan pengurus baru HIPMI tersebut.
Jokowi pun menyebut satu di antaranya adalah nama Sandiaga Uno.
"Dalam pidatonya menurut saya secara natural beliau menyampaikan bahwa realita pemilih itu kan muda," katanya.
"Jadi pasti mereka akan melihat sosok-sosok pemimpin yang muda juga yang bisa merepresentasikan aspirasi mereka," imbuhnya.
"Jadi yang disampaikan Pak Jokowi itu tentunya suatu yang sangat natural dan menurut saya sangat rasional,"
Terkait dengan penyebutan dirinya, Sandiaga mengaku menangkap hal itu bukan murni untuk Pilpres 2024.
Baca juga: Bertemu dengan Luhut, Sandiaga Uno Sebut 120 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Hadir pada Kuartal I 2021
Namun menurutnya hanya sebatas untuk meredam kondisi pasca persaingan di Pilpres 2019, termasuk untuk membesarkan hati lawan politiknya yang sudah kalah.
"Waktu menyebut nama saya, saya pada saat itu beranggapan bahwa ya dia ingin menyenangkan mantan rivalnya yang kalah (di Pilpres 2019)," ungkap Sandiaga.
"Jadi pada saat itu saya sampaikan terima kasih tapi waktu itu mungkin lebih ke dalam suasana rekonsiliasi," jelasnya.
"Tapi saya melihat Pak Jokowi itu dia menginginkan ada kontinuitas ada keberlanjutan dari program-program yang sekarang," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 42.50
Refly Harun Anggap Prabowo-Sandi Lukai Hati Pendukungnya
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung kekecewaan pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat Pilpres 2019 lalu.
Refly Harun menyebut keputusan Prabowo-Sandiaga masuk kabinet telah melukai banyak orang.
Termasuk, para pendukung yang sudah rela berkorban banyak hal di Pilpres 2019.
Baca juga: Refly Harun Soroti Nasib Pendukung Prabowo-Sandi saat Pilpres 2019: Banyak Dipersekusi
Baca juga: Isu Rumah Penyiksaan, Refly Harun Bahas Jasad 6 Laskar FPI yang Dibunuh: Tak Sepatutnya Saya Tertawa
Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (28/12/2020).
"Sebenarnya pilihan masuk dalam pemerintahan adalah pilihan etik Prabowo-Sandi," jelas Refly Harun.
"Pilihan politis dan tidak ada kaitannya dengan pelanggaran hukum apa pun."
Ia lantas menyinggung rasa sakit hati pendukung Prabowo-Sasndi.
Setelah menuai banyak dukungan, Prabowo-Sandi disebutnya membuat kecewa pendukung setelah masuk kabinet.
"Hanya memang secara etik tentu melukai banyak orang," kata dia.
"Terutama emak-emak yang sudah sangat antusias, bahkan mengeluarkan biaya sendiri untuk mendukung Prabowo-Sandi."
"Tapi faktanya yang didukung berlari ke tempat yang justru nikmat."
"Karena kekuasaan itu selalu nikmat."
Baca juga: Sudah Perkirakan Alasan Prabowo-Sandi Tak Bela Rizieq Shihab, Refly Harun: Jangan Lupakan PR
Baca juga: Ditemui Sandiaga Uno di Malam Hari, Wishnutama Sebut Ada Diskusi Santai: Senang Sekali
Meskipun begitu, Refly memaklumi pilihan Prabowo-Sandi duduk di kursi menteri.
Ia pun membahas soal nikmatnya menjadi seorang penguasa.
"Dengan alasan apa pun kekuasaan selalu nikmat karena Anda mendapatkan fasilitas dari negara," terang Refly.
"Mulai dari transportasi, akomodasi, gaji dan lain sebagainya."
"Mungkin orang seperti Prabowo dan Sandi tidak memerlukan pendapatan tambahan."
Menurut Refly, uang bukanlah tujuan utama Prabowo-Sandi menjadi menteri.
"Tapi menjadi pejabat publik tentu lebih mengenakkan ketimbang menjadi the leader of opposition di jalanan atau di luar parlemen," jelasnya.
"Hidup ini soal a matter of choice dan pilihan itu akan diingat manusia."
Di balik pilihan Prabowo-Sandi, Refly mengingatkan soal tanggungjawab yang harus diemban kedua mantan capres dan cawapres tersebut.
"Kalau manusia itu tidak mengingat maka Sang Pencipta yang akan mengingatkan kenapa seseorang memilih A dan meninggalkan B."
"Itu semua akan dipertanggungjawabkan," ucapnya menyudahi.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-8.24:
(TribunWow/Elfan/Jayanti)