Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (15/12/2020), Taufan menjelaskan, tim dari Komnas HAM sudah melakukan pemeriksaan lapangan.
"Kami berharap sebaiknya sebelum ini dikumpulkan semua, dianalisis, dikroscek sana-sini, kita tidak akan bicara tentang substansinya. Tapi tahapan itu sudah kita lakukan. Kita sudah tiga hari tiga malam ada di lapangan. Mengkroscek semua bahan dan informasi-informasi," kata Taufan.
Taufan menjelaskan, Komnas HAM masih belum mau membuka substansi hasil penyelidikan yang dilakukan.
"Ya semuanya kan sebetulnya menjadi baru. Karena masyarakat kan masih melihat katanya katanya."
"Kalau nanti kemudian kita ungkap kan akhirnya jadi baru di masyarakat. Kenapa? Karena sampai hari ini masyarakat sebetulnya hanya mendengar opini."
"Lihat saja beredar di masyarakat kita beredar opini, orang bikin youtubenya sendiri, orang bikin analisisnya sendiri, tapi dia tidak pernah melihat fakta itu langsung," kata Taufan.
Baca juga: Penembakan 6 Laskar FPI, Komnas HAM Temukan Proyektil dan Selongsong Peluru: Didapatkan di Lapangan
Simak video selengkapnya mulai menit awal:
Belum Bisa Ambil Kesimpulan
Di sisi lain, Ketua Tim Penyelidikan Komnas HAM, M. Choirul Anam memastikan pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan soal penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI).
Dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV, Senin (28/12/2020), Choirul menyebut pihaknya masih perlu melakukan sejumlah hal.
Satu di antaranya, meminta bantuan para ahli terkait temuan tim penyelidik Komnas HAM.
Setelah melakukan penyelidikan, Komnas HAM menemukan sejumlah bukti.
Meski Choirul pun tak yakin semua bukti yang diamankan berhubungan dengan penembakan laskar FPI.
"Karena sifat kehati-hatian kami di awal, apa pun kami ambil," jelas Choirul.
"Entah ini ada hubungannya atau tidak, ini earphone."