"Saya tanya ke tempat kerjanya, saya pastikan istri udah sampai apa belum,"
"Ternyata rekan kerjanya pun belum ada yang tahu kondisi istri saya, harusnya dia masuk kerja jam 12:00 WIB, saya hubungi ke tempat kerja 13:30 WIB," cerita Rahmat.
Pinkan mengendarai motor Honda Vario B 3036 EPV terlibat kecelakaan maut dengan beberapa kendaraan lainnya.
Ia meninggal dunia, sementara 2 pengendara motor lain yang terlibat kecelakaan tersebut mengalami luka berat.
Sehari-hari, kata Rahmat, Pinkan memang selalu melewati jalan tersebut untuk bekerja.
"Rute istri saya dari Depok bekerja di daerah Senayan selalu pakai motor, rute selalu itu yang digunakan," ucap Rahmat.
Diketahui, Pinkan meninggal ditabrak mobil yang dikemudikan Aiptu Imam Chambali.
Dia melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Pejaten menuju Pasar Minggu hingga terpental ke lajur yang berlawanan.
Sementara itu dari hasil penyelidikan polisi, pengendara mobil Hyundai HR (25) kini ditetapkan sebagai tersangka.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambono Purnomo Yogo mengatakan, penetapan HR sebagai tersangka berdasar pemeriksaan para saksi dan alat bukti berupa kerusakan kendaraan dan rekaman CCTV di lokasi.
"Hasil gelar perkara, penyidik Ditlantas Polda Metro Jaya menetapkan saudara HR, yaitu pengemudi Hyundai sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan ini," ucap Sambono di Polda Metro Jaya, Sabtu (26/12/2020).
Dari semua bukti yang ada, kecelakaan maut berawal dari aksi HR menyerempet mobil yang dikendarai anggota polisi bernama Aiptu Imam Chambali.
"Akibatnya kendaraan Inova Aiptu IC keluar jalur, ke jalur berlawanan hingga menabrak tiga sepeda motor Mio, Vario, dan, Revo," ungkap dia.
Kepada tersangka, Rahmat berpesan agar berhati-hati dalam mengendarai mobil.
"Harapan saya buat pelaku agar berhati-hati dalam mengendarai kendaraan,"
"Apa yang udah terjadi ini harap dipertanggungjawabkan, akibat dari keegoisan dalam mengendara ini mengakibatkan korban yakni istri saya sampai wafat," kata Rahmat.
Sambil menangis, Rahmat mengungkap sang istri merupakan sosok pekerja keras yang mau membantu perekonomian keluarga.
Tak hanya itu, hasil uang bekerja Pinkan juga biasa diberikan sebagian untuk ibunya.
"Istri saya bekerja tujuan ingin membantu kehidupan rumah tangga, tak hanya itu dia juga untuk menghidupi ibunya juga,"
"Karena ibunya itu ibu rumah tangga, makannya penghasilan itu dibagi ke saya dan ibunya," sambung Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat mengungkap sang istri wafat meninggalkan dua anak yang masih kecil-kecil.
"Tentu sangat sedih sekali, istri saya meninggalkan dua orang anak yang masih kecil,"
"Mereka masih membutuhkan seorang ibu," kata Rahmat terisak.
Kini, jasad Pinkan sudah dimakamkan di TPU Bambon, Beji, Kota Depok, Jumar (25/12/2020) malam.
Sempat cekcok
Saksi mata bernama Syarif mengatakan, kecelakaan dipicu pertengkaran antara seorang polisi dan pengendara mobil lainnya.
"Dari awal di depan SMA Negeri 28 sudah cekcok mereka," kata Syarif di lokasi.
Syarif menjelaskan, cekcok mulut antara polisi dan seorang pemuda terjadi karena kendaraan mereka saling bersenggolan.
"Akhirnya pas di putaran SMA 28 sama-sama berhenti. Si anak muda itu arogan. Habis itu dia langsung ngebut lagi," ujar dia.
Anggota polisi yang merasa kesal pun mengejar pemuda tersebut hingga terjadi kecelakaan.
Menurut saksi mata, anggota polisi itu mengenakan seragam dinas.
"Saya tahu dia polisi karena pakai seragam dinas," ucap Syarif. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mengaku Dipukul, Tersangka Kecelakaan Maut di Pasar Minggu Polisikan Aiptu Imam