Terkini Daerah

Diperintahkan Langsung Pendiri JI, Pengakuan Teroris Zulkarnaen Buat Tim Generasi Baru: Saya Diklat

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengakuan tersangka teroris Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengungkapkan pembagian tugas dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Minggu (20/12/2020).

TRIBUNWOW.COM - Buron teroris selama 18 tahun, Zulkarnaen alias Arif Sunarso angkat bicara tentang perannya di kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Kompas TV, Minggu (20/12/2020).

Zulkarnaen mengaku mendapat perintah dari kelompoknya untuk menangani pembentukan tim baru.

Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggiring tahanan tersangka teroris Zulkarnaen menuju ke dalam pesawat di Bandara Radin Inten, Brantiraya, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (16/12/2020). (Tribun Lampung/Deni Saputra)

Baca juga: Pakar Ungkap Isi Buku Pedoman Teroris Jamaah Islamiyah: Soal Kekuatan sampai Penguasaan Wilayah

Hal itu dicetuskan dalam sebuah pertemuan majelis.

"Setelah berjalan 4 tahun dari tahun 1988, dalam suatu majelis, yaitu yang dihadiri Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baasyir, saya sendiri, Mustaqim, Hamzah, Rusdam, Hambali, Abdul Fikri," kata Zulkarnaen.

Pendiri JI Abdullah Sungkar lalu meminta dibentuk suatu tim baru untuk regenerasi kegiatan yang dilakukan kelompoknya.

Tim itu disebut qosh.

"Abdullah Sungkar mengusulkan, 'Ini sudah empat tahun kok masih stagnan saja'," ungkap Zulkarnaen.

"'Bagaimana untuk percepatan itu kita membuat tim qosh, tim kecil?'," lanjutnya menirukan ucapan Abdullah Sungkar.

Percepatan yang dimaksud adalah perekrutan anggota baru.

Zulkarnaen kemudian menjelaskan struktur organisasi di JI.

Ia menuturkan sebelumnya menjabat bagian pendidikan dan pelatihan (diklat), sehingga ditugaskan menangani tim rekrutan baru.

Kediaman buronan Bom Bali, Zulkarnaen alias Abdul Rahman di Purbolinggo, Lampung Timur. (KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA)

Baca juga: Pengakuan Teroris Zulkarnaen, Rekrut Tim Khusus JI: Sewaktu-waktu Perlu Jihad, Bisa Digunakan

Ia mengaku perintah itu didapat langsung dari pemimpin JI.

"Sebelumnya di dalam majelis Markaziyah itu, 'kan itu amir, kemudian sekretaris, bendahara, ada KSU (kepala staf umum) untuk Askari, terus ada bagian personal, bagian teritorial, bagian diklat," kata Zulkarnaen.

"Tadinya saya di diklat itu. Kemudian ditunjuk saya supaya membuat tim qosh untuk bisa ada Askari di Jamaah Islamiyah," lanjut dia.

"Itulah penunjukan dari Abdullah Sungkar," ungkap dia.

Dikutip dari Kompas.com, pengakuan Zulkarnaen itu terungkap setelah ditangkap Detasemen Khusus (Densus 88).

Selama 1,5 tahun terakhir ia bersembunyi di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur.

Zulkarnaen menggunakan alias Abdul Rahman dalam persembunyiannya.

Ia kemudian berhasil ditangkap pada Sabtu (19/12/2020) lalu.

Diketahui Zulkarnaen terlibat dalam menyusun strategi teror di berbagai tempat.

Beberapa aksi teror yang ia lakukan adalah pemboman Kedutaan Besar Filipina, Gereja Katedral Jakarta, dan Medan pada 2002.

Kemudian pemboman Gereja Atrium Senen, Gereja HKBP Jakarta Timur, dan Hotel JW Mariot.

Selanjutnya pemboman Kedutaan Besar Australia, konflik di Ambon, dan kerusuhan di Poso.

Lihat videonya mulai dari awal:

Tim Khusus untuk Jihad

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap tersangka teroris Bom Bali I, Zulkarnaen alias Arif Sunarso.

Dilansir TribunWow.com, Zulkarnaen diketahui tergabung dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

Dalam tayangan di Kompas TV pada Minggu (20/12/2020), Zulkarnaen mengungkapkan dirinya membuat tim khusus yang disebut Qosh.

Baca juga: Dijuluki Profesor Perakit Senjata dan Bom, Ini Keseharian Teroris Upik Lawanga di Mata Warga

Zulkarnaen awalnya menjabat divisi pendidikan dan pelatihan (diklat).

Diketahui peran Zulkarnaen dalam struktur kelompok JI adalah sebagai Panglima Askari.

"Kemudian saya ditunjuk supaya membuat tim Qosh untuk supaya bisa ada juntrumnya Askari itu di Jamaah Islamiyah," kata Zulkarnaen.

Ia mengaku saat itu berada di luar Indonesia.

Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggiring tahanan tersangka teroris Zulkarnaen menuju ke dalam pesawat di Bandara Radin Inten, Brantiraya, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (16/12/2020). (Tribun Lampung/Deni Saputra)

Zulkarnaen mendapat tugas untuk merekrut anggota baru yang menjadi bagian tim khusus Qosh.

Ia menjelaskan hal itu dikoordinasikan dengan jaringan yang ada di Indonesia.

"Kemudian saya segera masuk Indonesia untuk rintisan pembuatan itu," ungkapnya.

"Saya masuk Indonesia kemudian menemui qoit-nya dan saya ceritakan bahwa saya ada penugasan untuk tim Qosh," lanjut Zulkarnaen.

Ia menyebutkan tujuan pembentukan tim khusus ini adalah untuk percepatan pelatihan.

Nantinya mereka akan diminta melakukan tugas khusus seperti jihad jika diperlukan.

Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat

"Tim Qosh ini untuk percepatan men-tadrib anggota," kata Zulkarnaen.

"Juga nanti disediakan apabila sewaktu-waktu atau dadakan ada perlu jihad, ada yang diperintahkan, bahkan ada yang bisa digunakan," terangnya.

Zulkarnaen menyebut dirinya berkeliling ke berbagai kota untuk merekrut anggota tim Qosh, mulai dari Solo, Pemalang, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain.

Mereka yang direkrut ini merupakan anggota pertama tim Qosh.

"Setelah meminta izin qoit ini dengan bagian Askariyah, yaitu saat mengusulkan beberapa nama, maka muncul nama-nama yang kami ambil," ungkap Zulkarnaen. (TribunWow.com/Brigitta)