Terkini Nasional

Eks Komnas HAM Natalius Pigai soal Tewasnya Laskar FPI: Mereka Itu Ditembak, Bukan Tertembak

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menanggapi insiden penembakan 6 laskar FPI, ditayangkan Selasa (15/12/2020).

TRIBUNWOW.COM - Mantan Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai angkat bicara tentang kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI).

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, diunggah Selasa (15/12/2020).

Awalnya Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun meminta tanggapan tentang tewasnya para pengikut Habib Rizieq Shihab tersebut setelah ditembak aparat kepolisian.

Rekontruksi FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. (Wartakotalive.com/Joko Supriyanto)

Baca juga: Soal 4 Laskar FPI yang Disebut Kabur, Kuasa Hukum Sebut Tak Pernah Ada: Hanya Satu Mobil Itu

Refly menyinggung kasus tersebut masih simpang-siur, sehingga belum dapat ditetapkan apakah penembakan itu disengaja atau tidak.

"Ada banyak kata-kata yang digunakan. Ada yang bilang, tertembak, ada yang bilang ditembak, ada yang bilang terbunuh, ada yang bilang dibunuh, ada yang bilang pembantaian," kata Refly Harun.

Menurut Refly, sampai saat ini belum dapat dipastikan istilah yang tepat karena masih diselidiki kepolisian.

Pigai mengaku tidak ingin terlalu cepat merespons peristiwa tersebut.

"Saya sejak peristiwa yang sangat menyayat perasaan masyarakat Indonesia 7 Desember, (saat ini) pertama kali saya mengeluarkan pernyataan," ungkap Natalius Pigai.

Ia mengaku selama lima tahun menjadi penyelidik di Komnas HAM, dirinya kerap menangani kasus serupa.

Oleh karena itu ia tidak ingin cepat-cepat menyimpulkan kasus yang terjadi.

Baca juga: Kronologi 4 Simpatisan FPI Ditangkap karena Ancam Mahfud MD, Tak Terima Rizieq Disebut Tanpa Gelar

"Karena kami ini sudah biasa menangani kasus, ketika peristiwa itu terjadi, saya sudah pahami bahwa pasti dikecam, direspons banyak orang, karena itu kita tidak mau lebih dulu merespons," terangnya.

Pigai mengaku membatasi diri untuk tidak terlalu merespons karena tidak ingin masuk dalam pro kontra publik terkait peristiwa itu.

Meskipun begitu, dari sejumlah kata yang disodorkan Refly Harun, Pigai memilih menyebut keenam laskar FPI sengaja ditembak.

"Saya 'kan penyelidik lima tahun di Komnas. Jadi mereka itu ditembak, bukan tertembak," ungkap aktivis HAM ini.

Ia menjelaskan istilah "tertembak" digunakan jika tembakan tidak secara khusus menyasar target tertentu, kemudian melenceng dan mengenai objek lain.

"Tertembak itu kalau ada kerumunan, baru mungkin ada sasarannya ke tempat mana, lalu ada salah satu yang kena. Tidak dibidik, itu tertembak," terang Pigai.

Lihat videonya mulai menit 1.30:

Haris Azhar: Pihak FPI Harus Menantang, Menyodorkan Bukti

Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Haris Azhar ikut menanggapi tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020).

Haris Azhar juga menyoroti rekonstruksi kejadian yang dilakukan oleh Tim Penyidik Bareskrim Polri.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Senin (14/12/2020), Haris Azhar mempertanyakan apakah rekonstruksi tersebut dilakukan dengan melibatkan saksi-saksi di luar kepolisian.

Baca juga: Kata Kompolnas soal Tak Adanya Garis Polisi di TKP Tewasnya 6 Laskar FPI: Ada yang Amankan Dari Jauh

Baca juga: Soal 4 Laskar FPI yang Disebut Kabur, Kuasa Hukum Sebut Tak Pernah Ada: Hanya Satu Mobil Itu

Dalam kesempatan itu, Haris Azhar mengakui bahwa memang banyak kejanggalan yang ada dalam kasus tersebut.

Menurutnya kejanggalan itu muncul lantaran adanya perbedaan narasi dari kedua belah pihak.

Seperti yang diketahui, pihak kepolisian menyebut terpaksa melakukan tembakan terukur lantaran ada serangan, termasuk tembakan dari laskar FPI.

Sebaliknya, dari pihak FPI menyebut anggota kepolisian yang menyerang.

FPI juga membantah soal pemilikan senjata api.

Hari ini keluarga laskar FPI akan diperiksa, Senin (14/12/2020) Foto: Rekontruksi kasus penembakan 6 Laskar FPI, polisi diadang hingga memberikan tembakan peringatan di Karawang Barat, Minggu (13/12/2020). (Wartakotalive.com/Joko Supriyanto)

"Kejanggalannya itu ada, masing-masing klaim antara pihak dari FPI maupun dari Polri," ujar Haris Azhar.

Haris Azhar menyadari bahwa rekonstruksi merupakan bagian dari proses penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk membuat terang kejadian yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa rekonstruksi itu dilakukan setelah mengumpulkan semua data secara lengkap, baik fakta di lapangan, barang bukti yang ada, dan keterangan saksi.

Termasuk juga keterangan saksi pihak FPI.

Baca juga: Munarman Ungkap Kejanggalan Rekonstruksi Penembakan Laskar FPI: 4 Orang Itu kan Sudah Tiarap

"Rekontruksi dilakukan setelah dikumpulkan sejumlah informasi, saksi dan bukti, yang saya masih belum terpuaskan belum kelihatan sejauh mana saksi-saksi dan bukti itu diambil  hanya dari sekadar lokasi," kata Haris Azhar.

"Belum ada informasi tentang apakah rekonstruksi itu disusun berdasarkan saksi-saksi atau bukti-bukti yang juga misalnya dari pihaknya FPI," jelasnya.

Oleh karenanya, Haris Azhar juga mendesak kepada pihak FPI untuk bisa membantahkan beberapa adegan rekonstruksi pihak kepolisian andai memang tidak sesuai dengan fakta.

Namun dirinya berharap dalam mematahkan fakta dari kepolisian itu, FPI harus bisa menunjukkan fakta yang lebih akurat.

"Ini yang menurut saya juga pihak dari FPI harus menantang, menyodorkan pembuktian kepada kepolisian bahwa ini loh seperti ini, ini ada saksinya, ini ada buktinya mohon diperiksa juga dan mohon dijadikan bagian dari rekonstruksi juga," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)