Menjawab hal itu, Bagyo mengaku bersama tim pendukungnya yakni Tikus Pithi Hanotobaris masih mempunyai asa dalam kontestasi politik lainnya.
Dirinya menambahkan tidak menjadi merasa takut setelah kalah telak dari Gibran di Pilkada Solo 2020.
"Ya paling enggak nanti Tikus Pithi dan masyarakat koalisi rakyat ini barang kali ada pemilihan lagi kita bisa ikut kontestasi lagi," jawab Bagyo.
Simak videonya:
Gibran Bicara Dinasti Politik hingga Sikapnya kepada Bajo
Pasangan calon (paslon) nomor urut satu Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa ungguli lawannya paslon Bagyo Wahyono-FX Supardjo dalam quick Count Pilkada Solo 2020.
Berdasarkan lembaga survei Charta Politika, paslon Gibran-Teguh mendapatkan hampir 90 persen suara, tepatnya, 87,15 suara.
Dilansir TribunWow.com, Gibran menyadari bahwa pemenang Pilkada 2020 akan ditentukan oleh real count yang dilakukan oleh KPU.
Baca juga: Menang Hitung Cepat Pilkada Solo, Gibran Rakabuming Raka: Sekarang Kita Tidak Bicara Angka Lagi
Baca juga: Pernyataan Gibran-Teguh setelah Menang Hitung Cepat Pilkada Solo: Saya Sudah Nothing to Lose
Oleh karenanya, ia memilih menunggu hasll resmi perhitungan suara dari KPU.
"Kita tunggu angka resmi dari KPU ini kan masih quick count," ujar Gibran.
Dikutip dari KompasTV Live, Rabu (9/12/2020), Gibran kembali menegaskan tidak setuju dengan penyebutan adanya dinasti politik dari sang ayah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gibran juga memastikan bahwa dalam Pilkada Solo 2020 tidak ada paksaan dan keharusan untuk memilih dirinya.
Oleh karenanya, ia pun mengatakan tetap ada peluang kalah di Pilkada Solo 2020 dan mengaku siap dengan kenyataan itu.
"Itu silakanAanda turun ke warga tanya saja opini warga seperti apa," tegasnya.
"Yang jelas kalau ditanya dinasti politik ya dinasti politiknya sebelah mana, enggak ada kewajiban untuk memilih saya," jelas Gibran.