Vaksin Covid

Ragukan Vaksin Sinovac Efektif, Epidemiolog Singgung Tak Ada Data: Problemnya Kita Telanjur Beli

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari negara Tiongkok baru saja tiba Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Minggu (7/12/2020).

TRIBUNWOW.COM - Epidemiolog Pandu Riono menanggapi rencana vaksinasi untuk menekan laju pertambahan kasus Covid-19.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Selasa (8/12/2020).

Diketahui sebelumnya pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis Vaksin Sinovac dari Tiongkok sebagai solusi mencegah penyebaran Virus Corona.

1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) malam. (Instagram/@sekretariat.kabinet)

Baca juga: Soal Vaksin Sinovac, Menkes Terawan: Pemerintah Hanya akan Menyediakan Vaksin yang Terbukti Aman

Pandu Riono kemudian menjelaskan akan ada vaksin sejenis yang didatangkan dalam kloter berikutnya.

"1,2 (juta) itu tahap pertama, berikutnya 1,8 (juta). Totalnya yang saya dengar 3 juta," kata Pandu Riono.

Pandu mengaku ragu Vaksin Sinovac akan efektif menekan penyebaran Virus Corona.

Meskipun begitu, ia mengakui vaksin jenis tersebut sudah dibeli pemerintah.

"Problemnya 'kan kita belum tahu efektivitasnya. Problemnya kita sudah telanjur beli, tapi belum tahu efektivitasnya. Jadi memang luar biasa," singgung Pandu.

Ia menjelaskan keberadaan vaksin bukan berarti dapat membantu mengurangi laju penularan Covid-19.

Menurut Pandu, vaksin bukan solusi utama dari pandemi Covid-19.

Vaksin hanya sebagai langkah awal untuk menekan penyebaran Virus Corona.

Baca juga: 1,2 Juta Vaksin Covid-19 Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan, Bio Farma: Bisa Memberikan Keamanan

Ia menerangkan protokol kesehatan harus tetap dilakukan meskipun masyarakat sudah divaksin.

"Vaksin sendiri tidak pernah bisa menekan atau mengatasi pandemi. Dia hanya salah satu cara yang kita bisa pakai untuk menekan pandemi, menekan transmisi," terang epidemiolog Universitas Indonesia (UI) ini.

"Cara-cara lain harus dilakukan," tambah Pandu.

Ia kemudian menanggapi klaim bahwa efektivitas Vaksin Sinovac mencapai 90 persen.

Halaman
123