TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sujiwo Tejo turut mengomentari penangkapan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo.
Seperti diketahui, Edhy Prabowo terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Edhy Prabowo ditangkap KPK atas dugaan kasus menerima suap terkait izin ekspor benih lobster atau benur.
Baca juga: Sebut Fadli Zon akan Liar jika Gantikan Edhy Prabowo, Rocky Gerung: Pasti Luhut Tak Mampu Kendalikan
Baca juga: Akui KPK Dilemahkan, Novel Baswedan Sebut Alasan Tetap Bisa OTT Edhy Prabowo dan Ajay: Makin Sulit
Dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/12/2020), Sujiwo Tejo justru menyoroti kekuatan KPK kini.
Menurutnya, KPK kini tengah berupaya menunjukkan kekuatan barunya.
"Saya cuma ingin tanya ke Pak KPK sebenarnya, biasanya macan kalau ompong ingin menunjukkan kalau dirinya enggak ompong," ucap Sujiwo Tedjo.
"Jadi apakah ini dalam rangka itu? Terus habis ini ompong lagi."
"Itu aja sih, jadi seolah-olah punya taring tapi pakai behel."
Tak hanya itu, Sujiwo Tejo juga menyinggung Ketua KPK, Firli Bahuri.
Pasalnya, Firli Bahuri justru tak terlihat dalam konferensi pers KPK seusai menangkap Edhy Prabowo.
"Kenapa waktu konferensi yang pertama, penangkapan tingkat menteri bukan ketuanya yang konferensi pers," ucap Sujiwo Tejo.
"Terus ada publik 'Wah mana ketuanya?', terus ada suara-suara walaupun aku enggak yakin."
Baca juga: Mengaku Dapat Bisikan saat Tangkap Edhy Prabowo, Novel Baswedan: Pihak Itu yang Memberitahu Kami
Menurut Sujido Tejo, bisa saja Firli Bahuri justru tak mengetahui OTT KPK terhadap Edhy Prabowo.
Pasalnya, Firli Bahuri baru terlihat setelah Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna juga ditangkap KPK.
"Jangan-jangan penangkapan menteri ini ketua KPK sendiri enggak tahu," tuturnya.
"Jangan-jangan loh, siapa tahu."
"Saya kan dalang imajinasi ke mana-mana. Begitu kena, beberapa hari kemudian Cimahi kena kan."
"Baru ketua KPK tampil, saya kan jadi ke mana-mana pikirannya," lanjut Sujiwo Tejo.
Meskipun begitu, Sujiwo Tejo menyebut keberadaan KPK tak bisa menghentikan korupsi di Indonesia.
Ia pun mengungkapkan alasan dan menyinggung soal pemimpin yang rakus.
"KPK akan terus bekerja dan korupsi enggak akan ada habisnya," ucap Sujiwo Tejo.
"Saya setuju yang penting sistem, tapi bagi saya sistem sebaik apapun kalau ada motif masih bisa."
"Korupsi akan tetap ada kalau ketamakan dan kerakusan masih ada di kalangan pemimpin."
"Sudahlah mau diapain aja, mau ICW di-double, mau ada 1000 ICW tetap ada korupsi, ada aja jalan tikusnya," ucapnya menyudahi.
Baca juga: Di ILC, Haikal Hassan Sebut Habib Rizieq Tak Disukai Negara: Toh Pak Jokowi Tidak Anti-anti Banget
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-0.40:
Pengganti Edhy Prabowo
Pengamat Politik, Muhammad Qodari memberikan pandangannya terkait pengganti posisi Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP).
Seperti yang diketahui, Edhy Prabowo telah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai menteri KKP, pasca ditetapkannya sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus ekspor benur atau benih lobster.
Jabatan tersebut untuk sementara dipegang oleh ad interm Luhut Binsar Panjaitan yang juga masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Baca juga: Hasil Suap Edhy Prabowo Rp 3,4 Miliar Dipakai Beli Barang Mewah Buat sang Istri? Ini Penjelasan KPK
Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka Kasus Ekspor Benur, Susi: Sedih Saja Saya karena Lobster Besar Jadi Tidak Ada
Dilansir TribunWow.com dari Kompas Pagi, Kamis (26/11/2020), M Qodari menyakini bahwa pengganti Edhy Prabowo akan tetap dari Partai Gerindra.
Dalam kesempatan itu, M Qodari sempat lebih dulu menyinggung perihal wacana reshuffle kabinet.
Menurutnya, ketika rencana reshuffle tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), maka bisa sekaligus menentukan menteri KKP yang baru.
"Selama ini kan kita mendengar ada wacana reshuffle kabinet, kalau reshuffle kabinet dilakukan maka tentunya tidak akan bicara satu pos saja," ujar M Qodari.
"Kalau misalnya kemudian momentumnya dirasakan pas, bisa jadi kemudian Gerindra akan bertukar posisi dengan jabatan lain," jelasnya.
Meski begitu, peluang lainnya adalah ketika rencana reshuffle tersebut belum akan dilakukan oleh Jokowi, maka mau tidak mau hanya menyiapkan orang yang tepat untuk mengisi pos menteri KKP.
Jika kondisi tersebut yang terjadi, M Qodari menyebut Jokowi akan tetap memakai kader dari Gerindra untuk menggantikan Edhy Prabowo.
Karena menurutnya tidak bisa dipungkiri bahwa posisi menteri KKP memang dari awal sudah disiapkan untuk Gerindra.
Baca juga: Sempat Curigai Edhy Prabowo, Dedi Mulyadi Ungkap Dalih sang Menteri KKP: Kita Minta Dicabut
"Tetapi kalau misalnya reshuffle itu masih agak jauh katakanlah misalnya dua bulan-tiga bulan ke depan dan belum ada kepastian, saya melihat Pak Jokowi akan mengambil tindakan penggantian khusus untuk kementerian KKP," kata M Qodari.
"Dan kalau itu cuman satu maka hampir bisa dipastikan bahwa penggantinya juga nanti dari Partai Gerindra karena ini pos yang dialoksikan untuk Partai Gerindra," ungkapnya.
Dikatakannya bukan tanpa alasan untuk tetap memberikan pos menteri KKP untuk Gerindra.
Yakni tidak lain untuk tetap menjaga hubungan baik dengan partai berlambang kepala Garuda itu.
"Saya melihat ini sebagai bagian dari akomodasi politik dan karena itu tidak akan diberikan kepada partai yang lain," pungkasnya. (TribunWow.com)