Jika peran itu dipenuhi, maka tidak perlu ada tokoh lain di luar yang mengambil peran sebagai wakil rakyat.
"Mereka ini di mata Pak JK setidaknya kurang menyerap dan mampu menyampaikan aspirasi umat secara prosedural," kata Husain.
"Harusnya aspirasi mereka itu diolah, diagregasi di partai, kemudian di parlemen dibunyikan, sehingga tidak perlu muncul figur-figur alternatif yang mengambil peran sentral dari partai-partai itu," tambahnya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Jusuf Kalla Mengerti Aksi yang Dilakukan Massa Habib Rizieq
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla ikut buka suara menanggapi polemik kasus Imam Besar Front Besar Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab.
Seperti yang diketahui, kepulangan Habib Rizieq langsung mendapatkan atusiasme dari pengikutnya, termasuk acara-acara yang diikutinya.
Namun, kondisi tersebut menjadi polemik lantaran di satu sisi justru melanggar protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 lantaran terjadi kerumunan.
Baca juga: Spanduk Habib Rizieq Dicopot Paksa, FPI Minta Keadilan: Baliho Revolusi Mental juga Diturunkan
Baca juga: Habib Rizieq Tolak Permintaan Lakukan Swab Test, FPI: Tidak Perlu Repot-repot Mengurusi FPI dan HRS
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kompas Petang, Minggu (22/11/2020), Jusuf Kalla mengaku bisa memahami apa yang dilakukan oleh massa Habib Rizieq tersebut.
Menurutnya hal itu terjadi tidak terlepas karena kondisi pemerintahan itu sendiri, selain juga karena memang bentuk kerinduan terhadap pemimpinnya.
Jusuf Kalla menilai ada kekosongan dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sehingga masyarakat tidak lagi bisa menyampaikan keluhan atau aspirasinya.
"Ini menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas," ujar Jusuf Kalla.
"Adanya kekosongan itu begitu ada pemimpin yang kharismatik katakanlah begitu atau ada yang berani memberikan alternatif maka orang mendukungnya," jelasnya.