TRIBUNWOW.COM - Relawan Covid-19, dokter Tirta Mandhira Hudi mengkritisi sejumlah pelanggaran protokol kesehatan di tengah pandemi Virus Corona.
Hal itu diketahui melalui kanal YouTube Talk Show tvOne pada yang tayang pada Senin (23/11/2020).
Dokter Tirta merasa bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta perlu dihentikan.
Baca juga: Dokter Tirta Nilai Ketegasan ke Habib Rizieq Bisa Jadi Blunder: Ingat McD Sarinah, Demo Omnibus Law
Ia menilai, kebijakan itu sudah tidak efektif lantaran terus dilanggar.
Dokter Tirta mengatakan, kerumunan pada acara pernikahan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab sangat tersorot juga karena faktor Jakarta masih melaksanakan PSBB transisi.
"Tiba-tiba kenapa di Jakarta kesorot karena Pak Anies menggunakan PSBB transisi."
"Di setiap daerah sekarang yang hanya memperpanjang PSBB transisi itu hanya Pak Anies," ujar dokter Tirta.
Apalagi Anies selama ini dikenal tegas paling bagus dalam mencegah penyebaran Covid-19 dibanding kepala daerah lain.
"Jadi otomatis Jakarta kesorot karena Pak Anies selalu mengemukakan testnya 3T (test, tracing, treatmen) nya Jakarta itu di atasnya WHO, kesembuhannya bagus," katanya.
Lalu ia mengungkit soal kerumunan penjemputan Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta.
"Tiba-tiba datanglah yang di bandara itu Banten, pada waktu itu alasannya Satgas tidak menduga."
"Terus panitia tak menduga, ya sudahlah khilaf," singgungnya.
Lalu ia menyinggung acara Rizieq yang dengan jelas melanggar protokol kesehatan lantaran kerumunan terjadi karena adanya undangan sang pimpinan FPI.
"Datang lagi yang Maulid, Pak Habib Rizieq jelas mengundang, Pak Habib Rizieq di video," kata dokter Tirta.
Baca juga: Bandingkan Sikap Beda ke Habib Rizieq dengan Liga 1, Dokter Tirta Minta Istana dan Pemprov DKI Jawab
Sehingga, dokter sekaligus influencer ini merasa PSBB mulai tak berguna.
"Yang akhirnya menjadi pertanyaan di masyarakat, sampeyan itu PSBB."
"Kenapa ada keblongan seperti ini, yang PSBB saja ada keblongan apalagi yang enggak ada PSBB," kritisnya.
Akibatnya, dokter Tirta menyarankan agar PSBB dihapus sekalian.
"Jadi kita minta keadilan saja, mau tegas atau enggak."
"Kalau masih setengah-setengah biar sama-sama enak kita kembalikan saja kayak Taiwan," ujarnya.
Menurutnya hal yang masih belum terlambat dilakukan dan terbaik saat ini adalah pemerintah fokus memperhatikan para tenaga kesehatan.
Sambil berapi-api, Ia meminta agar pemerintah memperkuat fasilitas kesehatan saat ini.
"Kita kembalikan ke masyarakat, jaga diri masing-masing, terus buat pemerintah supportnya ke nakes saja."
"Karena ini sudah enggak mungkin lagi PSBB transisi, suport faskes nakesnya ini yang di support habis-habisan, baik dari APD maupun PCR nya," kata dokter Tirta.
Baca juga: Dinilai Tak Konsisten dalam Penanganan Covid-19, Pemprov DKI Diminta Tegakkan Aturan
Lihat menit ke-2.00:
Dokter Tirta Nilai Ketegasan ke Habib Rizieq Bisa Jadi Blunder
Dokter Tirta menanggapi kerumunan yang ditimbulkan simpatisan Imam Besar FPI Rizieq Shihab.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Rosi di Kompas TV, Kamis (19/11/2020).
Diketahui sebelumnya massa pendukung Rizieq mendatangi acara yang diselenggarakan di kediaman ulama tersebut, yakni di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada pekan lalu.
Baca juga: Viral Anggota Berseragam Loreng Copot Baliho Habib Rizieq, Ini Alasan Pangdam Jaya: Saya Panglimanya
Kerumunan massa itu menuai sorotan publik, mengingat DKI Jakarta masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sebagai relawan Covid-19, dr Tirta lalu menanggapi bagaimana selayaknya kejadian tersebut ditindak.
"Kalau mau hukum, fair-fair-an saja. Tidak perlu langsung drama di media sosial. Hukum ya, silent, panggil, evaluasi, siapa yang melanggar, dan langsung ditegasin saja," kata dr Tirta.
Ia menyinggung pemanggilan penyelenggara acara, dalam hal ini Habib Rizieq, belum tentu dapat menyelesaikan masalah.
Dokter Tirta mengungkit kerumunan yang timbul pada demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada Oktober lalu.
Ia menilai pemanggilan Rizieq dalam kasus menimbulkan kerumunan justru dapat membuatnya balik dengan alasan kejadian serupa tidak ditindak tegas.
"Memang yang paling penting penyelenggara acara dipanggil. Penyelenggara acara dipanggil, tapi kita juga flashback," singgung dia.
Baca juga: Viral Pangdam Jaya Perintahkan Copot Baliho Habib Rizieq, Ini Isi Tulisan yang Buat Dudung Kecam FPI
"Satu bulan lalu demo omnibus law itu (pesertanya) banyak banget, loh. Kalau penyelenggara acara di Petamburan kemarin kena sanksi, nanti beliau akan defence juga, 'Itu yang demo kenapa enggak disanksi?' Nah, kan," kata dr Tirta.
Menurut dia, jika pemerintah hendak menindak tegas Rizieq dan pendukungnya terkait kerumunan massa, seharusnya dilakukan sejak dulu.
"Di sini yang jadi masalah. Kalau kita mau tegas, kenapa enggak dari zaman demo omnibus?" sindir YouTuber tersebut.
Ia mengingatkan kejadian lain, yakni kerumunan massa yang berkumpul di gerai McDonals's Sarinah karena akan ditutup.
Akibatnya pengelola gerai makanan cepat saji tersebut didenda.
"Ingat, pada bulan Juni kita ada tragedi McD Sarinah. Itu kena denda, saya masih ingat," ungkit dr Tirta.
Menurut dr Tirta, jika kejadian yang baru-baru ini ditindak tegas akan menimbulkan ketimpangan penindakan terhadap pelanggaran protokol kesehatan di bulan sebelumnya.
"Kalau mau tegas, sekalian, tegas semuanya. Tapi ketegasan ini akan jadi permasalahan karena di masa yang lalu dari bulan Maret sampai Oktober, itu banyak kerumunan enggak ditindak," ucap dr Tirta.
Lihat videonya mulai dari awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)