Tips Kesehatan

7 Kebiasan Buruk pada Anak dan Tips Cara Mencegahnya, Menggigit Kuku hingga Sering Berbohong

Penulis: Laila N
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Anak yang Suka Berbohong. Berikut kebiasaan buruk yang umum pada anak-anak yang perlu diperhatikan orangtua dan tips untuk mencegahnya.

TRIBUNWOW.COM - Anak-anak sering kali mengembangkan kebiasaan atau perilaku buruk pada usia yang sangat muda, sementara beberapa hilang seiring waktu dan yang lainnya tetap ada.

Menggigit kuku, mencongkel hidung, hingga mengisap jempol adalah kebiasaan buruk paling umum yang dimiliki anak-anak yang menurut orang tua banyak di antaranya mengganggu.

Kebiasaan buruk ini seringkali hanya mekanisme untuk mengatasi stres, kebosanan, tidak bahagia, lelah, frustrasi atau tidak aman atau anak-anak mungkin melakukannya karena itu hanya memberi mereka kesenangan.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mengi pada Anak-anak, Kenali Jenis-jenisnya

Kebiasaan buruk adalah pola perilaku berulang yang mungkin tidak pantas secara sosial.

Dan biasanya, sebagian besar waktu anak-anak bahkan tidak sadar bahwa mereka melakukannya.

Kebiasaan buruk tersebut mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan bagi anak namun dapat mengganggu atau bahkan menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.

Dan sebagai orang tua, Anda akan menemukan cara untuk mengubah kebiasaan yang tidak diinginkan sedini mungkin, tetapi ingatlah bahwa berteriak, menghukum, dan meminta perhatian pada kebiasaan buruk biasanya tidak berhasil menghentikan perilaku tersebut, malah malah meningkatkannya.

Jadi, cara terbaik untuk membantu anak Anda menghilangkan kebiasaan buruknya adalah dengan mengatasi masalah dengan cara yang positif dan memiliki kesabaran untuk mencegahnya.

Dilansir TribunWow.com dari Boldsky, berikut kebiasaan buruk yang umum pada anak-anak dan tips untuk mencegahnya.

1. Menggigit kuku

Menggigit kuku adalah salah satu kebiasaan masa kanak-kanak yang paling umum dan diperkirakan 28 hingga 33 persen anak-anak berusia antara 7 hingga 10 tahun menggigit kuku mereka.

Penyebab menggigit kuku bisa disebabkan oleh beberapa alasan seperti stres, meniru anggota keluarga lain, keturunan, kuku yang tidak terawat dengan baik dan pindah dari kebiasaan mengisap jempol.

Menggigit kuku dalam waktu lama dapat menyebabkan infeksi bakteri, kerusakan pada kuku dan kutikula, serta masalah gigi.

Tips mencegahnya:

  • Jika menggigit kuku karena stres, coba atasi masalahnya.
  • Jika menggigit kuku bukan karena stres, Anda dapat mengoleskan cat kuku atau mencoba membuatnya dengan kerajinan kertas di mana tangan mereka akan terus bekerja.
  • Jika anak Anda lebih besar, jelaskan mengapa mereka tidak boleh menggigit kuku dan komplikasi apa yang mungkin ditimbulkannya.

Baca juga: 6 Tips Mendidik Anak-anak Jadi Mandiri, Jangan Bantu Kerjakan PR-nya hingga Beri Tanggung Jawab

2. Memutar-mutar rambut

Memutar-mutar rambut adalah kebiasaan umum yang terlihat pada anak perempuan dan mereka paling sering melakukannya saat merasa bosan, lelah, atau santai.

Memutar-mutar rambut dapat meminimalkan kerontokan rambut.

Biasanya, anak-anak mengatasi kebiasaan ini ketika mereka menjadi tua dan bagi mereka yang tidak melakukan modifikasi perilaku sederhana dapat membantu mereka menghentikan kebiasaan tersebut.

Namun, jika anak-anak terus memilin rambutnya bahkan ketika mereka sudah tua, itu bisa menjadi tanda depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Tips mencegahnya:

  • Libatkan anak Anda dalam aktivitas yang menarik agar tidak bosan.

3. Mencongkel hidung/mengupil

Mengupil adalah kebiasaan umum lainnya pada anak-anak.

Orang tua menganggap kebiasaan ini paling menjengkelkan karena ini adalah salah satu kebiasaan yang paling tidak dapat diterima secara sosial.

Selain itu, mengupil secara terus menerus dapat menyebabkan cedera pada jaringan halus hidung, yang mengakibatkan pendarahan dari hidung.

Tips mencegahnya:

  • Beri tahu anak Anda dengan lembut bahwa mengupil adalah hal yang buruk dan dorong mereka untuk menggunakan tisu.
  • Anda juga bisa memakai sarung tangan untuk mencegah mereka mengorek hidung.

4. Mengisap jempol

Mengisap jempol dan jari biasanya dimulai pada beberapa bulan pertama kehidupan seorang anak.

Namun, banyak anak mengatasi kebiasaan ini ketika mereka cenderung menjadi lebih tua antara usia dua hingga empat tahun.

Mengisap jempol memiliki efek menenangkan, menenangkan, dan sering kali membantu anak-anak untuk tidur.

Namun, seringnya mengisap jempol dapat menyebabkan masalah gigi, infeksi jempol atau jari, dan kekeringan pada kulit.

Tips mencegahnya:

  • Jika anak Anda lebih besar, jelaskan mengapa kebiasaan itu buruk dan tawarkan pujian dan penghargaan setiap kali mereka berhenti melakukannya.
  • Buat anak Anda sibuk dalam aktivitas yang menarik.
  • Anda bisa mencoba mengoleskan jus di ibu jari yang diekstrak dari sayuran yang rasanya pahit. Ini bisa menghentikan mereka untuk menghisap jempolnya.

5. Membenturkan kepala

Membenturkan kepala adalah kebiasaan buruk umum lainnya yang biasanya dimulai ketika seorang anak berusia sembilan bulan dan menghilang sekitar usia dua tahun.

Membenturkan kepala mengacu pada saat seorang anak berulang kali membenturkan kepalanya ke benda padat seperti tempat tidur bayi.

Hal ini dapat membuat orang tua stres karena dapat menyebabkan cedera pada anak.

Kebanyakan anak melakukan kebiasaan ini karena memberikan kenyamanan dan melepaskan rasa frustrasi mereka.

Tips mencegahnya:

  • Jika stres adalah penyebabnya, mengatasi masalah adalah cara terbaik untuk mengatasi kebiasaan ini.

6. Kebiasaan makan yang buruk

Beberapa anak memiliki kebiasaan mengemil atau mengunyah sepanjang hari sehingga tidak merasa lapar saat makan.

Kebiasaan ngemil terlalu dini dapat memicu terjadinya obesitas pada anak.

Tips mencegahnya:

  • Tetapkan jadwal makan.
  • Tawarkan anak Anda camilan yang sehat dan bergizi untuk menghentikan mereka mengonsumsi junk food.

7. Sering berbohong

Anak-anak sering berbohong untuk menghindari hukuman atau untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.

Anak-anak dapat belajar berbohong sejak usia dini, biasanya saat mereka berusia sekitar tiga tahun.

Tips mencegahnya:

  • Doronglah anak Anda untuk mengatakan yang sebenarnya dan mengajari mereka pentingnya kejujuran. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)