Tak hanya itu, MS juga meludahi tim rescue yang akan mengevakuasinya.
"Dia sempat kita ajak berkomunikasi saat kami bermaksud melakukan upaya pertolongan, namun dia mengancam akan melompat dan malah meludahi tim rescue," jelas komandan tim rescue, Endrow Sasmita, saat dikonfirmasi, Rabu (11/11/2020).
Petugas kembali membujuk MS untuk turun.
Namun, lagi-lagi pelaku ngotot dan terus mengancam untuk melompat.
Baca juga: Wagub DKI Jakarta Riza Patria Ingatkan Warga agar Tidak Berkerumun di Tengah Pandemi Covid-19
3. Datangkan Ibu dan Kakak
Saat proses evakuasi, tim rescue berinisiatif mendatangkan ibu dan kakaknya yang tinggal di Kalimantan Tengah.
Begitu tiba di lokas, tim rescue meminta kakak MS mengajak adiknya turun.
Bukannya mendengar permintaan sang kakak, MS malah menginjak sang kakak dan tetap menolak untuk turun.
"Harapannya kita datangkan ibu dan kakaknya supaya dia luluh dan mau turun. Ternyata di atas saat kita minta kakaknya naik membujuk malah dia nginjak kakaknya," jelas komandan tim rescue, Endrow Sasmita.
4. Rentan Terkena Hipotermia
Endrow Sasmita mengatakan, tim rescue sempat mengkhawatirkan kondisi MS yang ada di ketinggian 60 meter tanpa makanan dan minuman.
Menurutnya, di kondisi ketinggian, MS rentan terkena hipotermia atau hilangnya kesadaran akibat cuaca dingin.
"Karena kejadiannya pada malam hari apalagi di ketinggian, tentunya suhu atau cuaca itu sangat dingin dan korban hanya menggunakan baju kaus. Dikhawatirkan pelaku terkena hipotermia dan ini tentu sangat berbahaya," katanya.
Petugas sudah berusaha membujuk MS untuk turun, bahkan tim mendatangkan ibu dan kakak MS untuk membujuknya turun.
Namun, MS memilih bertahan 17 jam di atas tower SUTET dan berhasil dibujuk turun pada Rabu (11/11/2020) pagi.
Baca juga: Kunjungi Ayah setelah Bertahun-tahun Terpisah, Gadis di Tegal Justru Diperkosa, Pelaku Lama Menduda