Pada hari yang sama, seorang pria asal Arab Saudi terluka akibat ditikam petugas keamanan di Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.
Insiden terakhir yang memicu pernyataan Macron adalah seorang pendeta Orthodox-Yunani ditembak di Lyon oleh pria tidak dikenal yang tidak diketahui motifnya.
Setelah sebelumnya Prancis menuai keprihatinan atas insiden-insiden yang terjadi, pernyataan Macron justru memicu kontroversi.
Dikutip dariĀ Kompas.com, terjadi penolakan di sejumlah negara seperti Bangladesh, Pakistan, Afghanistan, Turki, dan India.
Sejumlah pejabat tinggi negara-negara tersebut mengecam pidato Macron dengan menyebutnya sebagai penghinaan.
Seperti di Bangladesh, pemimpin senior Islami Andolan, Gazi Ataur Rahman, mengkritik keras ucapan Macron.
"Perancis menghina dua miliar umat Islam di dunia. Presiden Macron harus meminta maaf atas kejahatannya," tegas Gazi Ataur Rahman.
Tidak hanya itu, massa berkumpul untuk menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis sejak Jumat (30/10/2020) lalu. (TribunWow.com/Brigitta)