Putra Nababan lantas membandingkan dengan kondisi saat ini yang lebih banyak dilakukan aksi demo, terlebih diikuti dengan tindakan-tindakan yang anarkis.
"Tapi menempuh jalur hukum, ini kan cara-cara yang beradab, dibandingkan dengan yang terjadi sekarang, demonstrasi, membakar, merusak, menakut-nakuti warga dan sebagainya," jelasnya.
"Ini bukan soal politik selektoral, bukan hanya mengatakan yang baik-baik," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 2.16
Pengamat Politik: Ingin Menunjuk Hidung Milenial di Circle Jokowi
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati tengah ramai menjadi bahan perbincangan publik.
Pasalnya, Megawati mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial lantaran mempertanyakan sumbangsih kelompok milenial, selain hanya melakukan demo.
Selain itu Megawati juga meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak memanjakan mereka.
Baca juga: Lihat Kondisi Negara, Megawati Berandai Soekarno Hidup Lagi dan Kuliahi Bangsa Indonesia
Dilansir TribunWow.com dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Kamis (29/10/2020), pengamat politik Adi Prayitno mengaku mempunyai dua sudut pandang dalam melihat fenoma tersebut, yakni secara spesifik dan umum.
Dirinya menilai untuk spesifiknya adalah mengarah kepada kelompok milenial yang berada di lingkaran pemerintahan.
Karena diakui bahwa banyak para milenial yang diangkat oleh Jokowi yang diperuntukkan membantu pemerintahan.
Tidak terkecuali dengan dibentuknya staf khusus milenial.
"Spesifik itu misalnya khusus ada statement yang dikeluarkan Mbak Mega yang bilang bahwa Jokowi untuk tidak memanjakan kelompok milenial," ujar Adi Prayitno.
"Kan secara tidak langsung Mbak Mega ingin menunjuk hidung kelompok-kelompok milenial yang ada di presiden, bisa wamen, bisa menterinya," jelasnya.
Adi Prayitno lantas berpandangan bahwa Megawati nampaknya tidak terlalu suka dengan sikap Jokowi yang begitu memanjakan pejabat milenialnya.
Oleh karenanya, secara tidak langsung Presiden kelima RI itu dinilai meminta kepada Jokowi untuk bisa memberikan evaluasi terhadap pejabat mudanya yang memang tidak banyak berkontribusi.
Baca juga: Megawati Sentil Kadernya yang Duduk saat Nyanyikan Indonesia Raya: Aduh Anak Buahku
"Kan banyak yang dari dulu dipuja-puji sebagai kelompok yang high class, high education yang bisa membuat Indonesia ini bisa berkompetisi dengan yang lainnya," terangnya.
"Secara tidak langsung Mbak Mega ingin mengatakan bahwa tinggal diganti kelompok milenial yang saat ini sedang berada di-circle kekuasaan soal kontribusi mereka terhadap pembangunan Indonesia," imbuhnya.
Sedangkan untuk secara umum, tentunya pernyataan dari Megawati itu ditujukkan untuk seluruh generasi muda atau milenial, khususnya mereka yang ikut dalam demo menolak Omnibus Lawa UU Cipta Kerja.
"Yang kedua secara umum Mbak Mega ingin mengatakan bahwa anak muda jangan hanya demo, saya kira setuju dalam konteks itu," kata Adi Prayitno.
"Ke depan memang orientasi politik anak muda tidak hanya soal bagaimana demonstrasi jalanan, tetapi kontribusi yang lebih nyata," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)