Penanganan Covid

Jumlah Terjangkit Covid-19 Melonjak, WHO Serukan Perlunya Solidaritas Global terkait Vaksin Corona

Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WHO tegaskan wabah virus corona belum ditetapkan sebagai status kedaruratan internasional, Kamis (23/1/2020).

TRIBUNWOW.COM - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus buka suara soal penanganan pandemi Covid-19 yang mendunia.

Ia menegaskan, satu-satunya cara untuk pulih dari pandemi Covid-19 adalah bekerjasama dan memastikan negara-negara yang lebih miskin memiliki akses yang adil terhadap vaksin Virus Corona.

Hal itu disampaikan Tedros dalam sebuah rekaman video pada pembukaan KTT Kesehatan Dunia tiga hari di Berlin, seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (26/10/2020).

"Wajar jika negara-negara ingin melindungi warga negara mereka sendiri terlebih dahulu. Tetapi jika dan ketika kita memiliki vaksin yang efektif, kita juga harus menggunakannya secara efektif. Dan cara terbaik untuk melakukan itu adalah dengan memvaksinasi beberapa orang di semua negara daripada semua orang di beberapa negara," katanya.

"Biar saya perjelas, nasionalisme vaksin hanya akan memperpanjang pandemi, bukan mempercepatnya berakhir,” lanjutnya.

Baca juga: Pengobatan Rumahan yang Bisa Anda Gunakan untuk Meredakan Alergi, Bawang Putih hingga Kunyit

Karena itu, dia menyerukan perlunya solidaritas global dalam memvaksinasi, karena jumlah kasus melonjak di seluruh dunia.

Para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin melawan Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 1,1 juta orang.

Beberapa lusin kandidat vaksin saat ini sedang diuji dalam uji klinis, sepuluh di antaranya berada dalam tahap paling akhir (fase 3) yang melibatkan puluhan ribu sukarelawan.

Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan banyak negara lain telah melakukan pemesanan besar ke perusahaan yang terlibat dalam pengembangan vaksin yang paling menjanjikan.

Tetapi kekhawatiran berkembang bahwa negara-negara dengan dompet yang lebih kecil akan tertinggal bahkan tidak akan memiliki kesempatan dalam antrian memperoleh vaksin.

WHO telah meluncurkan skema internasional yang dikenal sebagai Covax untuk membantu memastikan akses yang adil ke vaksin, melalui gerakan untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk program tersebut.

Baca juga: Kejagung Salahkan Produsen Pembersih Lantai atas Kebakaran Hebat: Kenapa Itu juga Masih Dijual

Krisis besar

WHO melaporkan tiga hari berturut-turut mencatat tingginya kasus baru di seluruh dunia.

Untuk itu menyerukan negara-negara untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menekan penyebaran Covid-19.

Angka menunjukkan bahwa 465.319 kasus baru pada hari Sabtu saja (24/10/2020), dan setengahnya di Eropa.

"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara seiring lonjakan kasus," kata Tedros.

Tetapi dia menambahkan, banyak orang tidak berdaya melawan virus, karena kurang disiplinnya menerapkan pentingnya 3 M yakni menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan memakai masker serta menjauhi pertemuan yang berjumlah banyak di ruang tertutup.

Dia kembali menyerukan kepada para pemimpin negara untuk kembali mengingatkan warganya untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3 M dalam segala aktivitas untuk menekan laju pertumbuhan kasus yang makin meninggi akhir-akhir ini.

"Lagi dan lagi kita telah melihat, bahwa mengambil tindakan yang tepat dengan cepat berarti wabah akan dapat dikelola."

Berbicara pada pertemuan yang sama, yang diadakan secara online tahun ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam pesan videonya menyebut pandemi itu sebagai "krisis terbesar di zaman kita".

Halaman
12