TRIBUNWOW.COM - Pembawa acara Najwa Shihab memberikan sindiran kepada pengamat politik Rocky Gerung.
Dilansir TribunWow.com, sindiran tersebut disampaikan Najwa Shihab lantaran Rocky Gerung pada saat itu tidak sadar kalau sudah kembali on air.
Momen tersebut terjadi dalam acara Mata Najwa yang dibawakannya, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Reaksi Aria Bima ketika Rocky Gerung Benarkan Aksi Kerusuhan dalam Demo: Oo Lha Gila Kamu Rock
Baca juga: Minta Rocky Gerung Berkaca, Irma Suryani: Kalau Zaman Soeharto, Orang seperti Rocky Sudah Hilang
Tepatnya terjadi pada sekmen ketujuh atau yang terakhir.
Setelah kembali dari break, Najwa Shihab lantas membuka sekmen tersebut.
Namun di satu sisi, Rocky Gerung bersama narasumber-narasumber yang lain rupanya masih tetap berdebat.
Tiba-tiba terdengar Rocky Gerung mengatakan ucapan tak pantas.
Mendengar hal itu, Najwa Shihab lantas mengingatkan kepadanya bahwa saat ini sudah kembali on air.
"Masih ramai di tengah-tengah break pun masih ramai," ujar Najwa Shihab membuka sekmen ketujuhnya.
"Rektor UI bilang dun**," ucap Rocky Gerung yang sekilas terdengar.
"Dan sekarang kita sudah masuk on air," kata Najwa Shihab mengingatkan.
"Oh sorry," terang Rocky Gerung singkat.
Oleh karenanya, Najwa Shihab menanyakan apa sikap yang akan diambil oleh Rocky Gerung, apakah akan meralat atau membiaraknnya.
"Anda mau meralat karena sudah terlanjur masuk on air yang tadi Anda katakan," tanya Najwa Shihab.
Baca juga: Rocky Gerung Ibaratkan Pemerintah Jokowi Itu Pernikahan: Malam Pertama Pasangannya Udah Gak Percaya
Menjawab hal itu, Rocky Gerung menanggapi dengan santai.
Ia mengaku tidak masalah atas apa yang sudah disampaikan meskipun juga ikut terekam.
Terlebih menurutnya, apa yang disampaikan tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya enggak suka mengedit apa yang sudah saya ucapin," kata Rocky Gerung.
"Mau minta maaf juga? Tidak mau minta maaf?," tanya Najwa Shihab lagi.
"Bisa saya pertanggungjawabkan," jawab Rocky Gerung.
"Baik, jadi kalau yang tadi mendengarkan, Bang Rocky Gerung bisa mempertanggungjawabkan itu," jelas Najwa Shihab.
Simak videonya mulai menit awal:
Rocky Gerung Beri Penilaian 'A Minus' untuk Pemerintahan Jokowi
Sebelumnya, pengamat politik Rocky Gerung juga memberikan gambaran sekaligus penilaian untuk kinerja dan kondisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Karena seperti yang diketahui, bersama wakilnya Ma'ruf Amin, Jokowi sudah setahun memimpin Tanah Air pada periode kedua ini.
Dilansir TribunWow.com dari acara Mata Najwa 'Trans7', Rocky Gerung mengaku memberikan nilai 'A minus' untuk pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca juga: Mahfud MD Tanggapi Santai soal Rendahnya Tingkat Kepuasan pada Jokowi: Itu Beda dengan kepercayaan
Baca juga: Tampil di ILC, Sujiwo Tejo: Saya Rakyat Gak Percaya, Pak Mahfud Bilang 1 Tambah 1 Sama Dengan 2
Namun rupanya penilaian 'A minus' dari Rocky Gerung itu bukan berarti cukup baik.
"A minus itu, A buat kebohongan, minus untuk kejujuran," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa publik seakan sudah tidak puas dan percaya dengan pemerintahan Jokowi, karena sudah di bawah 50 persen.
Rocky Gerung menegaskan bahwa apa yang disampaikan itu bukan pendapat dari dirinya, melainkan memang merupakan hasil dari survei yang kredibel.
"Kan publik sekarang berupaya untuk memahami logic dari goverment ini, yaitu menitipkan harapan," katanya.
"Tapi tiba-tiba dibatalkan oleh dua caption di koran Kompas kemarin, kepuasan hilang itu," jelas Rocky Gerung.
"Padahal bulan Agustus saya masih baca SMRC kepuasannya 60 persen sekarang di bawah 50 persen."
Dirinya lantas mengibaratkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin seperti halnya dengan pernikahan.
Maka dikatakannya bahwa ketika sudah tidak ada kepuasan dan kepercayaan harusnya pernikahannya sudah bubar.
Terlebih menurutnya, rasa ketidakpuasannya itu sudah muncul sejak pada malam pertamanya dalam hal ini adalah masa-masa awal pemerintahan yang baru dilantik setahun yang lalu, yaitu pada 20 Oktober 2019.
"Itu artinya, ini tahun pertama lho, udah hilang. Itu sama seperti malam pertama pasangannya udah gak percaya, mustinya perkawinanya bubar," ungkapnya.
"Tapi ada semacam orang Indonesia bilang 'ya mudah-mudahan masih bisa lanjut'," imbuhnya.
Baca juga: Demokrasi Disebut Tak Beres, Mahfud MD: Kalau Mau Beres, Kembalikan Pemerintah Jadi Otoriter
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyakini bahwa kondisi tersebut begitu berbahaya bagi setiap pemerintahan.
Dia lantas menyinggung kasus yang terjadi di pemerintahan negara-negara Eropa ketika sudah tidak lagi mendapatkan sebuah kepercayaan dari publik atau rakyatnya.
"Tapi itu adalah situasi psikologis publik supaya enggak ada kerusuhan, mudah-mudahan Pak Jokowi masih berlanjut," katanya.
"Tetapi sociological fact mengatakan bahwa di bawah 50 persen itu kalau di Eropa itu artinya perdana menterinya sudah turun," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)