TRIBUNWOW.COM - Seorang pria bernama Deden akhirnya bisa kembali bertemu keluarga setelah 18 tahun menghilang.
Saat pertama ditemukan, Deden berada dalam kondisi kejiwaan yang terganggu.
Bahkan, ketika awal ditemukan, kondisinya bisa dibilang cukup memprihatinkan.
Ia tampak layaknya gelandangan, tak bicara, dan bahkan tak tahu identitasnya hingga sempat diberi nama Agustus.
Beruntung, Deden memperoleh sebuah metode pengobatan, yang membuatnya kembali mengingat nama, alamat, hingga nama orangtuanya.
Lantas, bagaimana kisah penyelamatan Deden, pria paruh baya yang akhirnya bisa kembali ke keluarga setelah 18 tahun hilang?
Baca juga: Kondisi Tangan Terikat dan Alami Luka, Wanita di Sukoharjo Hangus Terbakar di Dalam Mobilnya Sendiri
Baca juga: Ingatkan Jokowi Dipilih karena Nawacita, YLBHI Sindir Kasus HAM: Orang Bisa Mati tanpa Penjelasan
Deden awalnya hanya dikenal sebagai sesosok pria gelandangan yang tak asing dilihat sebagian masyarakat Kecamatan Bawang, Banjarnegara.
Rambutnya panjang berantakan, kumis dan jenggotnya tumbuh acak-acakan.
Ia kerap mondar-mandir di jalanan dan hidupnya menggelandang tanpa tujuan.
Kulit legamnya yang keriput, serta rambutnya yang beruban menegaskan, pria itu telah cukup usia.
Logat Sunda yang masih kental menunjukkan ia bukan warga lokal.
Mungkin ia berasal dari tanah Sunda.
Baca juga: Nasib Tiga Satpol PP yang Ambil Uang Pengemis hingga Videonya Viral, Satu di Antaranya Berstatus ASN
Baca juga: Kerabat Presiden Jokowi Ditemukan Tewas Terbakar di Dalam Mobil, Kondisi Kaca Mobil Tertutup Semua
Tapi di mana alamat pastinya, tiada yang mengetahuinya.
Karena jawaban itu tidak pernah keluar dari bibirnya yang jarang bersuara.
Meski identitasnya tak jelas, pria itu tak dibiarkan terus merana.
Warga yang peduli mengusahakan agar pria itu mendapat perhatian.
Ketua Unit Reaksi Cepat Sarsipol, Program Kerjasama RS Islam dan Polres Banjarnegara, dokter Tegar Jati Kusuma menceritakan, pada Rabu (30/9/2020) lalu, pihaknya mendapat laporan dari Pemerintah Desa Bawang.
Ia melaporkan di wilayahnya ada gelandangan yang perlu penanganan medis khususnya psikiater.
"Kades menghubungi kami, dalam hitungan menit kita bergerak melakukan penjemputan, bersama pihak desa,"katanya, Selasa (20/10/2020).
Saat ditemukan, ia sulit diajak komunikasi.
Jika ditanya, ia hanya menjawab dengan anggukan.
Baca juga: Isi Curhatan Bripda MI pada Senior dan Tahanan sebelum Tewas Menembak Diri, Sempat Terlihat Gelisah
Baca juga: Lupa Disapa Jokowi saat Pidato, Maruf Amin Mengaku Maklum: Orang Lagi Tegang Kan Boleh Lupa
Tetapi pria itu tak melawan.
Ia menurut dibawa ke bangsal jiwa.
Di sana, ia mendapatkan penanganan intensif.
Saat ditemukan, tubuhnya kotor.
Rambutnya menggimbal karena tak pernah keramas.
Petugas lalu membersihkannya. Ia diberi pakaian baru.
Baju kumalnya dibuang. Rambutnya dicukur hingga kepalanya kembali ringan.
Dengan penampilan baru yang bersih, pria itu terlihat lebih segar.
"Ia diberikan makanan sebagaimana mestinya," kata Tegar yang juga dokter di RS Islam Banjarnegara, Selasa (20/10/2020).
Karena tak bisa diajak bicara, pria itu tak terungkap identitasnya.
Hingga Kades Bawang Galih Purwandaru memberinya nama Agustus, karena ditemukan di bulan Agustus.
Pemerintah Desa Bawang membantu proses administrasi agar pria itu lekas mendapatkan penanganan.
"Membantu mulai pembuatan domisili sebagai kelengkapan administrasi, hingga pembuatan penjaminan, agar yang bersangkutan bebas biaya 100 persen, ditanggung Pemerintah Kabupaten Banjarnegara," tambah Tegar.
Baca juga: 3 Pasangan Digerebek dalam 1 Kasur, Pemilik Kos Jelaskan soal Pesta Seks hingga Pintu yang Dikunci
Semua urusan administrasi dilakukan oleh pemerintah desa Bawang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Banjarnegara, Dinsos PPPA Banjarnegara dan RS Islam Banjarnegara.
Pria gelandangan itu pun beruntung.
Meski bukan warga Banjarnegara, kondisinya terperhatikan.
Menariknya, proses pengobatannya bukan hanya melibatkan dokter spesialis, psikiater dan perawat RSI Banjarnegara.
Ahli hipnoterapi pun ikut dilibatkan.
Hipnoterapi RSI Banjarnegara bisa membantu pasien mengingat kembali memorinya.
Dari terapi inilah, akhirnya terungkap jati diri pria misterius itu.
Ia mampu mengingat identitasnya sendiri, bernama Deden.
Ia juga mengungkap alamat, nama orang tua, bahkan beberapa nama tetangga.
Setelah sekitar 7 hari mendapatkan perawatan intensif, komunikasi Deden mulai terbangun dengan baik.
Karena sudah tahu alamat asalnya, Deden meminta untuk diantar pulang.
Ia rindu kampung halaman.
Pihaknya menindaklanjutinya dengan membangun koordinasi bersama Dinsos Banjarnegara.
Dari situ, komunikasi berlanjut dengan Dinsos Provinsi Jawa Barat dan Dinsos Kota Bandung.
Pada Sabtu (10/10/2020), Deden diantar ke Dinsos PPPA Banjarnegara untuk proses pemulangan ke kampung halamannya.
Ia diantar sejumlah petugas Dinsos PPPA Banjarnegara dan dijemput oleh petugas Dinsos Provinsi Jawa Barat, di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Dewananta Cilacap, Jumat (16/10) lalu..
"Kami bertemu Deden dan Dinsos Kabupaten Banjarnegara di PPSLU Cilacap untuk menjemput Deden," kata Waryo staf Dinsos Provinsi Jabar saat dihubungi, Selasa (20/10/2020).
Deden diketahui merupakan salah satu warga Sukahaji, Lingkar Selatan, Kota Bandung.
Ia rupanya telah selama 18 tahun menghilang dari kampung halamannya.
Selama itu pula ia hidup menggelandang di jalanan hingga "terdampar" di Banjarnegara.
Kini Deden bisa mengakhiri penderitaannya hidup di jalan.
Ia dikabarkan telah berkumpul dengan keluarga tercinta yang telah lama mencari keberadaannya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Pilu Deden 18 Tahun Menghilang Ditemukan Memprihatinkan di Banjarnegara