Terkini Daerah

Siswi SMP Diperkosa 10 Orang Bergantian di Lima Tempat Berbeda, Mulai Bengkel hingga Semak-semak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemerkosaan terhadap wanita - Sebanyak 10 orang pemuda diduga melakukan pemerkosaan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).

TRIBUNWOW.COM - Sebanyak 10 orang pemuda diduga melakukan pemerkosaan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Siswi SMP di Kabupaten Buleleng, Bali itu diduga diperkosa di lima tempat berbeda.

Sebelumnya, korban sempat hilang dari rumah dan telah kembali.

Akibat insiden tersebut, kini korban mengalami trauma dan depresi.

Baca juga: Pelajar SMP Diperkosa 10 Orang Temannya di Lima Lokasi Berbeda, Sempat Hilang 3 Hari sebelum Pulang

Kasus tersebut hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan Unit PPA Polres Buleleng.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya dikonfirmasi pada Senin (19/10/2020) mengatakan, kasus dugaan persetubuhan ini terjadi sejak Minggu (11/10/2020).

Dimana, menurut pengakuan korban, dirinya telah disetubuhi di lima tempat kejadian perkara (TKP) dengan waktu serta pelaku yang berbeda.

TKP pertama terjadi di Lingkungan Penarungan, Kelurahan Penarukan, Kecamatan Buleleng.

TKP ke dua, tiga dan empat, terjadi di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng.

Baca juga: Sambil Menangis, Istri Cai Changpan Ungkap Permintaan Terakhir Suaminya: Buru-buru Mungkin Ketakutan

“Kejadian pertama diduga dilakukan oleh beberapa orang. Sementara kejadian ke dua, tiga dan empat ini terjadi di bengkel, semak-semak dan di rumah warga."

"Jumlah pelaku masing-masing satu orang, jadi total terduga pelaku ada 10 orang dari lima lokasi kejadian."

"Para terduga pelaku belum dimintai keterangan, penyidik masih fokus mendatangi sejumlah dugaan TKP itu, dan memeriksa saksi-saksi,” terangnya.

Iptu Sumarjaya juga menyebut, korban saat ini sedang mendapatkan penanganan dari psikolog dan sudah dilakukan visum.

Baca juga: Tersangka Kasus Djoko Tjandra Dapat Jamuan, Boyamin Bandingkan Perlakuan Penangkapan Aktivis KAMI

Namun untuk hasil visumnya sendiri, belum diterima oleh pihak penyidik.

Disinggung terkait kronologi awal hingga korban mendapat perlakuan tak senonoh itu, Iptu Sumarjaya mengaku belum mengetahuinya secara pasti, sebab korban masih dalam kondisi trauma.

Halaman
12