UU Cipta Kerja

Provokator Anak STM di Demo UU Cipta Kerja Ditangkap, Terbukti Posting FB: Minta Bawa Sajam dan Gir

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono merilis sejumlah nama provokator pada demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada Rabu dan Kamis, 7 sampai 8 Oktober 2020 lalu, Selasa (20/10/2020).

TRIBUNWOW.COM - Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono merilis sejumlah nama provokator pada demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada Rabu dan Kamis, 7 sampai 8 Oktober 2020 lalu.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (20/10/2020).

Menurut Argo, provokasi bermula dari ajakan sebuah unggahan di media sosial Facebook (FB).

Petugas mengamankan pendemo yang diduga melakukan anarkisme dalam demo Tolak UU Cipta Kerja di Kota Bandung, Kamis (8/10/2020). (KOMPAS.COM/AGIE PERMADI)

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja dan 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf, Massa Berdatangan di Patung Kuda

Polisi lalu menangkap tiga tersangka berinisial MI, WH, dan satu lagi masih dalam pengejaran.

Ketiganya berperan membuat akun Facebook STM Se-Jabodetabek.

Selain itu ada tersangka yang membuat provokasi di Instagram berinisial FN.

"Jadi ada tiga tersangka yang sudah kita amankan dan tidak kita tampilkan karena ini adalah anak-anak STM atau SMK yang di bawah umur," ungkap Irjen Argo Yuwono.

Argo menyebutkan tersangka MI, WH, dan satu rekannya mengunggah ajakan demo disertai kericuhan di Facebook.

"Admin ini mem-posting di Facebook mengundang teman-teman STM atau SMK se-Jabodetabek untuk demo tanggal 8 sampai 13 Oktober di Istana dan DPR RI," papar Argo.

"Tujuan demonya harus rusuh dan ricuh," lanjutnya.

Argo lalu menampilkan tangkap layar dari unggahan Facebook tersebut.

Selain itu, tersangka juga sempat mengunggah ajakan demo lanjutan pada hari ini.

Baca juga: Arteria Dahlan Siap Bantu SBY soal Tudingan Dalangi Demo, Demokrat: Daripada Repot Diungkap Saja

"Ada juga yang untuk tanggal 20 ini, Buat kawan-kawan ogut tanggal 20 jangan lupa bawa oli supaya polisinya jatuh," kata Argo membacakan unggahan tersebut.

Tidak hanya itu, tersangka memberi saran barang-barang yang harus dibawa saat demo.

"Ada juga ajakan ini, Alat-alat yang akan berguna untuk berjaga-jaga saat turun aksi jika chaos. Ada yang suruh bawa masker, kacamata renang, kemudian ada odol, bawa raket," terang Argo.

Ia menjelaskan tujuan membawa raket adalah untuk melempar balik gas air mata kepada polisi.

Selanjutnya peserta demo juga diminta membawa kantong karet, air mineral, dan sarung tangan.

Argo menyebutkan jumlah pengikut laman Facebook itu mencapai 21,2 ribu.

Tidak hanya itu, tersangka juga mengajak para pengikutnya membawa senjata tajam (sajam).

"Juga ada Bawa barang sajam," ungkap Argo sambil menunjukkan unggahan yang lain.

"Yang di Facebook ajakannya, Dia aparat keamanan negara malah pakai senjata buat ngelukain kita. Besok tanggal 20 jangan diam saja, bawa batu yang tajam," paparnya.

"Kalau bawa sajam takut keciduk, kita bawa batu yang tajam aja. Kaca kek, botol kek, kalau enggak gir motor, lempar biar barbar," tambah Argo.

Lihat videonya mulai dari awal:

Demo Diduga Terorganisir

Mantan Kepala BAIS TNI, Soleman Ponto memberikan pandangannya terkait kerusuhan dalam aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Dilansir TribunWow.com, Soleman Ponto merasa percaya dan yakin bahwa aksi demo tersebut terorganisir dengan baik, termasuk sudah direncanakan untuk membuat kekacauan.

Hal itu diungkapkannya dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Kamis (15/10/2020).

Baca juga: Sebut Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja Ada Permainan Politik, Ade Armando: Bukan Murni Dilakukan Buruh

Soleman Ponto lantas mengungkapkan beberapa bukti yang membuatnya merasa yakin bahwa aksi demo tersebut dilakukan secara terorganisir.

Dirinya menyinggung soal adanya ambulans yang berisikan batu.

Menurutnya hal itu jelas menjadi janggal karena diduga digunakan untuk memberikan suplai kepada para pendemo untuk membuat anarkis atau kerusuhan.

"Saya sependapat dengan Pak Mahfud bahwa ini sudah terorganisir dengan baik," ujar Soleman Ponto.

Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Saya bisa lihat saja bagaimana kok bisa ada ambulans diperiksa kok melarikan diri. Ambulans itu kan isinya manusia sakit, tapi beritanya isinya batu," ungkapnya.

"Bagaimana batu bisa ada di dalam ambulans kalau itu tidak terorganisir dengan baik."

Selain itu, Soleman Ponto juga menilai aksi unjuk rasa itu dilakukan dalam waktu dan tuntutan yang sama di berbagai daerah di Tanah Air.

"Yang kedua bagaimana tiba-tiba di seluruh Indonesia terjadi hal yang sama persis," kata Soleman Ponto.

"Dari sini kita sudah endak usah dibilang lagi, itu sangat terang benderang bahwa itu terorganisir," tegasnya.

Baca juga: KAMI Bahaya bagi Pemerintah Jokowi? Mahfud MD Justru Ragukan Sikap Kritis dari Gatot Nurmantyo dkk

Dirinya lantas menyinggung penangkapan aktivis dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Sejauh ini sudah ada 9 aktivis KAMI yang menjadi tersangka atas kerusuhan dalam demo karena dianggap memberikan hasutan atau provokasi.

"Ditambah lagi dengan bagaimana yang ditangkap itu isinya semuanya adalah penghasutan," ucapnya.

"Dalam penghasutan ini semuanya merupakan bukti bahwa itu terorganisir dengan baik."

Oleh karenanya, setelah menyebut bahwa demo tersebut dilakukan secara terorganisir, Soleman Ponto menyakini ada pihak yang menjadi otaknya.

"Sudah pasti ada aktor intelektualnya di belakang, tidak mungkin sesuatu itu terjadi tanpa ada aktor intelektual yang mengorganisir dengan baik," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)