Terkini Internasional

Waspada Cuaca Ekstrem ke Depan, PBB Ingatkan soal Kebutuhan Sistem Peringatan Dini di Tengah Pandemi

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Topan Idai menerpa kota Beira di Mozambik pada Kamis (14/3/2019) meninggalkan kerusakan yang cukup parah.

TRIBUNWOW.COM - PBB menyatakan bahwa dunia perlu segera meningkatkan investasi dalam sistem peringatan dini untuk peristiwa cuaca ekstrem.

Menurut mereka, selama 50 tahun terakhir, jumlah bencana alam yang tercatat telah meningkat lima kali lipat, sebagian akibat perubahan iklim.

Studi tersebut memperingatkan bahwa satu dari tiga orang di Bumi tidak cukup terjangkau oleh sistem peringatan.

Baca juga: Siaga Hadapi Potensi La Nina di Tengah Pandemi Covid-19, Pemerintah Siapkan Hotel Jadi Pengungsian

Jumlah orang yang membutuhkan setelah bencana alam bisa meningkat 50% selama dekade berikutnya.

Laporan State of Climate Services 2020 disusun oleh pakar dari 16 lembaga internasional serta institusi keuangan, dan dikoordinasikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Dalam 50 tahun terakhir, menurut laporan tersebut, sekitar 11.000 bencana yang melibatkan bahaya terkait cuaca, iklim, dan air telah terjadi dan menelan dua juta korban jiwa dan menyebabkan kerugian ekonomi senilai lebih dari US$3,5 triliun.

Pada 2018, sekitar 108 juta orang meminta bantuan dari lembaga internasional untuk mengatasi bencana alam.

Para penulis laporan baru ini berkata bahwa pada tahun 2030, jumlah ini dapat meningkat 50% dengan biaya sekitar US$20 miliar atau sekitar Rp295 triliun setahun.

Peringatan Dini di Tengah Pandemi Covid-19

Sistem peringatan dini yang efektif adalah kunci, menurut studi - Dan para peneliti yang menyusunnya menyerukan perubahan dalam sistem cuaca, yang tidak sekadar menekankan ramalan cuaca tapi juga dampak dari cuaca itu.

Sistem peringatan yang berkualitas sangat diperlukan negara-negara berkembang dan di negara-negara pulau kecil.

Negara-negara ini telah rugi miliaran dolar karena bencana terkait cuaca dan iklim selama lima dekade terakhir.

Sekitar 70% dari kematian yang terkait dengan bencana ini terjadi di negara-negara termiskin.

Namun menurut WMO, hanya 26% jaringan pengamatan cuaca di Afrika yang memenuhi standar.

Munculnya virus corona telah membuat pembangunan sistem peringatan dini lebih sulit, menurut laporan itu.

Halaman
12