UU Cipta Kerja

6 Fakta Bocah SMP Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja: Pinjam Almamater Ibu, Dibayar Rp 5.000, Bawa Miras

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaket almamater yang disita polisi dari pelajar SMP berinisial R di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, Selasa (13/10/2020).

Para bocah ini mengaku bosan untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga tergerak mengikuti demontrasi ini.

"Kata mereka meski PJJ tapi lama-lama hanya tugas yang diberikan guru. Sehingga mereka libur panjang dan sering nongkrong. Teman sebelahnya berseloroh sekarang lebih banyak tawuran, katanya," ungkap Jasra.

Pengakuan senada diungkapkan seorang anak perempuan yang sekolah di sebuah SMK di Jatinegara, Jakarta Timur.

Dirinya ikut aksi ini karena diajak teman-temannya.

Suasana penjemputan pelajar yang diamankan usai mengikuti aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jumat, (9/10/2020). (Tribun Jakarta)

"Saya juga menghampiri anak perempuan, ia mengaku sekolah SMK di Jatinegara. Ia datang ke lokasi, diajak teman temannya. Dan ia mulai bosan PJJ katanya," jelas Jasra.

Terkait pelibatan anak-anak ini, Jasra mengaku sangat menyayangkan.

Pasalnya, anak-anak ini rentan menjadi korban kekerasan secara fisik dan mental.

Mereka juga rentan mengalami penularan Covid-19 selama mengikuti demonstrasi ini.

"Anak anak menjadi kelompok rentan di dalam lautan massa seperti ini, apalagi kondisi pembatasan selama pandemi, menambah ketertekanan anak," pungkas Jasra. (Tribun Network/thf/fah, Tribunnews.com, TribunJakarta.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Pelajar SMP Ikut Demo UU Cipta Kerja : Bawa Batu, Pasta Gigi, Pentungan, Pinjam Almamater Ibu