Tubuh keduanya ditemukan sejumlah luka lebam.
"Pada jasad ibu ditemui kejanggalan dalam rongga kepala, lalu rongga dada sebelah kanan. Untuk si anak, didapati kejanggalan di kepala, dan rongga rahang kiri, di tubuh korban juga ditemui memar-memar," ujar Dokter Monang ditemui di Kamar Jenazah RSUD dr Soedarso Pontianak.
Dokter Monang mengungkapkan, kejanggalan pada bagian kepala diduga membuat mereka meninggal dunia.
Ia menduga luka-luka di tubuh mereka karena adanya hantaman benda tumpul dan benda tajam.
Menurutnya ibu dan anak itu memiliki dominasi luka yang berbeda.
"Kalau untuk jasad si ibu, itu dominannya senjata tajam. Kalau si anak lebih dominan ke senjata tumpul, walaupun ada tanda dari senjata tajam," jelas dokter Monang.
Lalu Monang juga menjelaskan, kedua korban meninggal lebih dari 18 jam setelah penemuan mayatnya.
Perhitungan itu didasari rambut korban yang sudah membeku dan darahnya sudah mengering.
• Misteri Ibu dan Anak Perempuan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Polisi: Tak Ada Barang yang Hilang
"Darah pada rambut korban sudah beku, mengikat menjadi anyaman yang susah dipisahkan. Jadi bukan baru meninggal, dan pada permukaan tubuhnya itu darah sudah mengering dan beraroma khas," katanya.
Secara garis besarnya, sang ibu memiliki luka penganiayaan lebih banyak.
"Intinya dari hasil otopsi, efek dari penganiayaan tersebut lebih banyak dijumpai pada sang ibu," tambah Monang.
Ditemukan Keluarga
Keluarga korban bernama Yogi, penemuan mayat itu bermula ketika keluarga curiga ibu dan anak itu sudah tak bisa dihubungi sejak tiga hari.
Lalu keluarga besar korban berinisiatif untuk mendatangi rumah korban.
Pada Rabu malam keluarga sampai di lokasi.