Terkini Nasional

Acara yang Dihadiri Dapat Penolakan dan Selalu Dikaitkan dengan KAMI, Gatot: Emangnya Saya Teroris?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membahas KAMI, dalam acara Zoom In, diunggah Jumat (21/8/2020). Dirinya mempertanyakan atas perlakukan yang ia dapat belakangan ini.

Bantah Tudingan Pangdam soal Ziarah di Kalibata Ada Deklarasi KAMI

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membantah tegas pernyataan dari Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman terkait acara ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).

Acara di Taman Makam Pahlawan yang dilakukan oleh para purnawirawan TNI itu berakhir dengan ricuh setelah bentrok dengan kelompok massa.

Dilansir TribunWow.com, Gatot Nurmantyo yang pada saat itu juga menghadiri acara tersebut menolak ketika disebut ada maksud lain selain berziarah.

Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, hadir dan memberikan sambutan di hadapan ratusan peserta Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa Tengah di Alun-alun Kota Magelang, Jumat (18/9/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri)

 

Soal Pembubaran KAMI di Surabaya, Mahfud MD: Bagus bagi Demokrasi, Kan Antar Rakyat Saja

Pernyataan itu sebelumnya disampaikan oleh Dudung Abdurachman dalam konferensi pers, konferensi pers di Kodam Jaya, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2020).

Gatot menegaskan acara di Taman Makam Pahlawan hanya merupakan acara berziarah, tidak ada maksud lain.

Dirinya juga membantah ketika acara tersebut dikaitkan dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Ia mengakui memang ada tiga deklarator KAMI, yakni dirinya sendiri dan juga Rochmat Wahab dan Ahmad Yani.

Namun sekali lagi Gatot menegaskan tidak untuk melakukan deklarasi atau hal-hal yang berhubungan dengan KAMI.

"Tadi saya menyimak sedikit Pak Agung bilang Pangdam, KAMI tidak ada di situ, yang ada KAMI itu hanya saya dengan Pak Wahab (Rochmat Wahab), ditambah lagi dengan Pak Yani (Ahmad Yani), tidak ada lagi yang lainnya," ujar Gatot.

"Saya katakan itu bohong besar, jangan berbicara seperti itu," tegasnya.

Gatot menjelaskan bahwa acara ziarah semacam upacara tabur bunga itu dilakukan tentunya untuk menghargai dan menghormati jasa para pahlawan, khususnya pahlawan revolusi dan lebih khususnya lagi mereka yang menjadi korban kekejaman peristiwa G30SPKI.

Karena memang bertepatan pada hari peringatan, yakni 30 September 2020.

• Bantah Mahfud MD soal Pembubaran KAMI, Deklarator: Jangan Dianggap Kita Tidak Tahu Protokol Covid-19

"Kita semuanya ingin menghormati para senior kami yang sudah mencurahkan pikiran keringat, darah, bahkan nyawa, khususnya dalam peristiwa G30SPKI," kata Gatot.

"Sambil berdoa kepada para pahlawan semuanya," imbuhnya.

Namun yang menjadi pertanyaan justru kenapa mendapatkan reaksi negatif dari pihak keamanan.

Terlebih yang mengikuti acara tersebut adalah para purnawirawan TNI yang sebelumnya juga sudah berjasa untuk negara.

"Apakah PPKN (Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara) organisasi teroris? organisasi terlarang? Kan tidak," tanyanya.

"Kami ini adalah pensiunan-pensiuan yang tahu aturan dan tujuan kami hanya untuk berziarah, mendoakan para senior kami yang sudah berkorban," pungkasnya. (TribunWow/Elfan)