TRIBUNWOW.COM - Calon Wali Kota Solo, Bagyo Wahyono tidak bisa memberikan jawaban saat ditanya oleh presenter Najwa Shihab terkait keunggulan dirinya dibandingkan lawannya di Pilkada Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Dilansir TribunWow.com, Bagyo Wahyono mengakui bahwa dirinya hanyalah 'wong cilik' atau dan tidak memiliki kapasitas untuk menilai diri sendiri.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (30/9/2020).
• Ngaku Nothing to Lose Lawan Bagyo di Pilkada Solo 2020, Gibran: Kalah Ya Kembali Lagi Jadi Pengusaha
• Bagyo Enggan Temui Gibran, Najwa Shihab: Enggak Berani Ketemu, tapi Berani Nantang Pilkada?
Mulanya dirinya menyinggung soal tudingan miring disebut sebagai calon boneka di Pilkada Solo 2020.
Dirinya bersama pasangannya FX Supardjo disebut-sebut disetting supaya pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa tidak melawan kotak kosong.
Bagyo dengan tegas membantah hal itu.
Ia pun mengaku dan percaya kepada masyarakat Solo tentang pilihannya nanti di Pilkada 9 Desember 2020.
"Masyarakat sudah cerdas, masyarakat Solo sudah tahu semua. Nuwun sewu, bahwa yang namanya Bajo dengan kata-kata settingan itu saya rasa kok terlalu naif," jawab Bagyo.
Calon yang maju dari jalur independen itu mengklaim bahwa dirinya memiliki banyak pendukung, bahkan dikatakannya tidak hanya di Solo, melainkan di seluruh Indonesia.
Menurutnya, mereka lah yang berperan dan mendukung sepenuh pasangan Bajo untuk majunya di Pilkada Solo 2020, termasuk dari segi finansial.
"Kita kan punya massa, massa kita seluruh Indonesia. Sayangnya mereka tidak mau masuk silaturahmi kepada Bajo agar mereka tahu kondisi sebenarnya Bajo," katanya.
"Jalur-jalur tentang sosial, itu kan kita punya saudara seluruh Indonesia untuk berkontribusi mengenai urunan dana untuk saya maju ini, kan gotong royong dari seluruh yang ada di Tikus Pithi di Indonesia," jelasnya.
• Gibran Ngegas soal Protokol Kesehatan di Pilkada Solo, Najwa Shihab: Iya Kita Sudah Dengar
Lebih lanjut ketika ditanya keunggulan yang bisa ditawarkan kepada masyarakat, Bagyo tidak bisa memberikan jawabannya.
Baginya yang terpenting adalah sikap pemimpin yang dibutuhkan saat ini, khususnya masyarakat Kota Solo adalah mereka yang bisa menghargai orang lain dan tetap memiliki kerendahan hati.
"Kalau saya, saya orang biasa. Saya tidak punya kapasitas untuk menilai diri saya. Itu yang menilai adalah Komunitas Tikus Pithi Hanata Baris," jelas Bagyo.
"Saya kan orang Solo. Artinya saya tahu persis. Orang Solo itu simple, artinya harus 'nguwongke' (memanusiakan manusia -red), kita unggah-ungguh, tata krama," tutupnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.00
Gibran Ngaku Nothing to Lose Lawan Bagyo di Pilkada Solo
Calon wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku nothing to lose di Pilkada Solo 2020.
Dilansir TribunWow.com, Gibran menegaskan tidak ada keharusan baginya untuk bisa menang di Pilkada pada 9 Desember 2020 mendatang.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (30/9/2020).
• Jawaban Gibran saat Ditanya soal Lompatan Politik, Najwa Shihab: Sempat Saya Tanyakan pada Ayahanda
• Bagyo Enggan Temui Gibran, Najwa Shihab: Enggak Berani Ketemu, tapi Berani Nantang Pilkada?
Putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku akan kembali jadi seorang pengusaha andai nantinya kalah dari pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo atau Bajo.
Ia juga memastikan selama proses pilkada selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, termasuk tidak memaksakan masyarakat untuk memilih dirinya dan pasangannya, Teguh Prakosa.
"Saya katakan saya ini orangnya nothing to lose. Mau menang ya alhamdulillah, kalah ya enggak apa-apa, saya kembali lagi jadi pengusaha," ujar Gibran.
"Sekali lagi tidak ada keharusan untuk mencoblos saya. Silahkan saya kembalikan ke warga Solo, mau nyoblos boleh, mau nyoblos Pak Bagyo silahkan," tegasnya.
"Ini demokrasi, tidak ada pemaksaan. Semua proses sudah saya lalui."
Sementara itu terkait polemik antara pilkada ditunda atau dilanjutkan, Gibran mengaku sebagai peserta atau kandidat tidak mempunyai kewenangan.
Menurutnya, keputusan penuh berada di tangan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kalau yang namanya penundaan Pilkada yaitu keputusannya di KPU, ditunda saya siap, Pilkadanya besok saya siap, 9 Desember saya siap," kata Gibran.
• Langsung Direstui Megawati Tanpa Mengabdi Lama ke PDIP, Gibran: Itu Haknya Ibu Ketua Umum
Ayah dari Jan Ethes itu mengatakan tidak setuju ketika kelangsungan Pilkada 2020 dikait-kaitkan dengan statusnya sebagai anak orang penting nomor satu di Indonesia saat ini.
"Jadi bukan karena ini anaknya Jokowi terus Pilkada tetap dilangsungkan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Gibran menyadari bahwa gelaran Pilkada tahun ini kondisinya berbeda dengan sebelum-sebelumnya, yakni di tengah pandemi Covid-19.
Oleh karenanya, ia tentunya tetap mengikuti aturan dari pemerintah untuk tetap menjaga jarak dan tidak menciptakan kerumunan.
Dikatakanya, untuk menyikapi kondisi tersebut, dirinya bersama Teguh Prakosa dan juga tim suksesnya telah menyiapkan inovasi dalam masa kampanyenya, yaitu dilakukan secara online.
"Saya ingin menjaga agar warga Solo tetap sehat, agar angka Corona ini bisa ditekan," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)