Tepu dan Manna hanya bisa menggantungkan hidup kepada Saiyya yang membantu mencuci, membersihkan rumah hingga menyiapkan makanan.
Saiyya juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk makan.
Tak jarang mereka harus berpuasa karena tidak punya beras.
• Sosok Pelaku Vandalisme Musala Darussalam, Masih Remaja dan Tinggal di Dekat Lokasi
Kesulitan Biaya
Saiyya dahulunya bekerja sebagai buruh cuci keliling dengan gaji Rp 35 ribu per bulan.
Sejak 2018 dia sudah berhenti dari pekerjaan tukang cuci karena tangannya bengkak dan gatal-gatal.
Sesekali dirinya ikut memanen rumput laut dengan gaji Rp 15.000.
Saiyya berharap pemerintah mau membantu keluarganya yang mengalami kesulitan.
• Viral Foto Bocah Dianiaya dan Dibuang, Orangtua Ngaku Tak Tahan dengan Tingkah Nakal Korban
Memang keluarganya pernah mendapatkan bantuan beras, namun baru sekali.
"Semoga pemerintah bisa melirik kami yang memang benar-benar susah, untuk biaya berobat saja tidak ada, apalagi membeli beras," tuturnya.
Lurah Bentengnge Muhammad Kasim membenarkan Tepu dan ibunya sudah lama sakit.
"Pernah ada bantuan tahun 2019 dari Dinas Sosial seperti beras dan susu kepada Tepu tapi itu hanya sekali," tuturnya.
(Kompas.com: Kontributor Bulukumba, Nurwahidah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Tepu, Tubuhnya Kaku Seperti Kayu Selama 25 Tahun, Berawal Kencing di Pohon