Terkini Daerah

Pesan Terakhir Gadis di Pontianak sebelum Tewas Bersama Ibunya, Sempat Ngobrol dengan Ayah Kandung

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi rumah korban dugaan pembunuhan yang berada di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat, Rabu (23/9/2020) malam sekira pukul 22:00 WIB.

TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu dan anak berinsial S (39) dan G (19) ditemukan tewas bersimbah darah di rumah mereka, di Kelurahan Banjar Serasan, Pontianak Timur, Kalimantan Barat, Rabu (23/9/2020) malam.

Diduga kuat menjadi korban pembunuhan, sampai saat ini belum diketahui siapa pelaku yang menghabisi kedua korban. Keberadaan suami baru S juga belum diketahui batang hidungnya sampai saat ini.

Di sisi lain, sebelum G ditemukan tewas, ia sempat berbincang dengan Herman yang merupakan ayah kandungnya.

Tim Inavis Satreskrim Polresta Pontianak saat lakukan olah TKP lanjutan kasus dugaan pembunuhan ibu dan anak di Jalan Tanjung Harapan Kecamatan Pontianak Timur. (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

Terungkap Waktu Pasti Tewasnya Ibu dan Anak di Pontianak, Forensik: Darah di Rambut Sudah Beku

Dikutip dari TribunPontianak.co.id, Kamis (24/9/2020), Herman mengaku dirinya sempat bertemu dengan anak gadisnya itu di awal bulan September.

"Terakhir ketemu itu saya sekitar awal bulan ini (September) sebelum saya berangkat ke Sandai, Kabupaten Ketapang," ujarnya.

Herman bercerita, putrinya itu sempat menginap di rumahnya di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Mengetahui ayah kandungnya hendak bekerja di tempat lain, G sempat berpesan kepada ayah kandungnya tersebut.

"Pas itu dia berpesan, hati-hati pak kerja di sana," kata Herman menirukan ucapan putrinya.

Ketika berbincang-bincang dengan putrinya, Herman sempat dimintai oleh korban untuk membelikan sepatu baru.

Herman pun sempat mengiyakan permintaan tersebut, dan akan memberikan hadiah anaknya itu nanti sepulang bekerja dari Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Namun naas, sebelum G sempat menerima hadiah dari ayah kandungnya, ia lebih dulu ditemukan tewas bersama ibunya.

Kegelisahan sempat dirasakan oleh Herman beberapa hari sebelum putrinya ditemukan tewas.

Sebelum tanggal 23 September, Herman mengaku ia sempat merasa ingin pulang dari tempat kerjanya.

"Saya ada firasat tidak bagus, saya tidak bisa tidur, bimbang, lalu saya telepon abang saya, bilang saya mau balik," ujar Herman.

Ketika mengutarakan niatnya hendak pulang, Herman mendapat kabar mengkhawatirkan mengenai putrinya.

Halaman
123