Syekh Ali Jaber Ditikam

Fakta Baru Penusuk Syekh Ali Jaber: Dulu Pengagum, tapi Berubah Jadi Benci setelah Bertemu Seseorang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Press conference Syekh Ali Jaber, Jumat (18/9/2020). Syekh Ali Jaber mengaku sempat bertemu Alfin Andrian (kanan) di dalam mimpinya.

"Dia mulai berpikir, oh ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," imbuh Ken.

Ken mengatakan Alfin berbicara cukup lancar.

Tak ada tanda-tanda tidak waras.

Sebab, masih menjawab pertanyaan sesuai konteks pembahasan.

"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat," kata Ken.

Alfin Jadi Penusuk Syekh Ali Jaber, Sang Ibu Enggan Tonton Video yang Viral: Tetangga pada Bicara

Ken berpandangan, sosok Alfin seperti tertekan.

Ditambah kedua orang tuanya telah bercerai. Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok Alfin tidak berafiliasi dengan kelompok radikal manapun.

"Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun. Karena tayangan-tayangan dia akhirnya dari suka, menjadi tidak suka," tutur Ken.

Alfin terpengaruh di media sosial.

Terprovokasi di media sosial bahwa Pemerintah Indonesia tidak adil, kemudian banyak koruptor dibiarkan.

Ditambah tekanan karena orang tua yang berpisah.

Kemudian terpengaruh dengan tayangan-tayangan yang menyudutkan timur tengah.

"Dia korban di internet, latar belakangnya adalah keluarga yang tidak harmonis. Dia bukan gila, tapi dia orang yang psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya. Sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," ucap Ken.

Ken mengatakan Alfin berasal dari keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan.

Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong.

Halaman
123