TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menyoroti tajam sikap dan langkah pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah menilai bahwa kabinet bentukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang tidak disiapkan untuk menghadapi krisis, melainkan dibentuk untuk berpesta.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (22/9/2020).
• Pakai Bahasa Indonesia saat Pidato Pertama di Sidang PBB, Jokowi Ingatkan Peran PBB: Belum Tercapai
• Naskah Lengkap dan Video Pidato Perdana Jokowi di Sidang Umum PBB
Dalam kesempatan itu, Fahri Hamzah mulanya menanggapi soal keputusan dari Jokowi yang tetap melangsungkan gelaran Pilkada Serentak 2020.
Dikatakannya, ada segi positifnya untuk tetap menggelar Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.
Alasannya menurut Fahri Hamzah karena selain sedang mengalami krisis kesehatan dan ekonomi, pemerintah juga mengalami krisis legitimasi.
"Kembali ke topik ini, anda setuju ditunda Pilkada?" tanya Karni Ilyas.
"Saya ingin mengatakan, pertama saya mengkhawatirkan krisis bukan cuman krisis kesehatan, dan sekarang krisis ekonomi yang menjadi dilema kita," jawab Fahri Hamzah.
"Saya juga mencemaskan krisis legitimasi kekuasaan, baik di tingkat pusat maupun daerah," imbuhnya.
Fahri Hamzah menilai bahwa masyarakat seperti sudah tidak lagi mempunyai kepercayaan terhadap pemerintah, terlebih kepada pemerintah pusat dalam masalah penanganan Covid-19.
"Sebab kalau kita masih punya kekuasaan yang legitimate kita bisa menghadapi krisis kesehatan, krisis ekonomi," kata mantan Wakil Ketua DPR itu.
"Pemimpin kita yang legitimate itu bisa mengajak kita untuk hidup miskin bareng, makan dari utang."
• Pidato Pertama di Sidang PBB, Jokowi Beri Dukungan ke Palestina, Singgung Soekarno dan KAA Bandung
Fahri Hamzah lantas mengingatkan kepada Jokowi supaya bisa mengubah cara kerja para menterinya dalam menghadapi krisis dan pandemi Covid-19 ini.
Menurutnya yang dibutuhkan oleh pemerintah, termasuk jajaran para menteri saat ini adalah kerja yang luar biasa yang tentunya berbeda jauh dari kondisi-kondisi normal sebelumnya.
"Ini yang saya ingin ingatkan kepada pemerintah pusat, kabinet ini dibentuk bukan untuk menghadapi krisis, kabinet ini dibentuk untuk pesta," ungkapnya.
"Tidak sadar kalau di depan matanya ada krisis besar."
"Itu sebabnya Pak Jokowi sekarang harus memimpin war kabinet, kabinet perang, dia harus mengumumkan bahwa ini situasi spesial," pungkasnya.