Menurut dia, banjir yang terbilang parah terjadi di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan.
Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Cianten.
Meluapnya aliran sungai yang terjadi sejak pukul 14.30 WIB hingga petang itu menghancurkan sebuah jembatan dan tambak ikan.
"Info awal tidak ada korban warga dan rumah, yang hancur jembatan dan tambak ikan," kata Budi.
Sementara itu, kejadian longsor paling parah terjadi di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin.
Material longsor yang menutup akses jalan sekitar pukul 17.00 WIB itu sempat menimbun beberapa orang.
Tetapi, kini semua korban sudah berhasil dievakuasi.
Budi menyebutkan, hingga Senin malam, BPBD Kabupaten Bogor belum rampung merekap seluruh peristiwa bencana alam yang terjadi.
Petugas BPBD terkendala luasnya wilayah Kabupaten Bogor, yakni terdiri dari 40 kecamatan.
• Viral Video Makam Digenangi Cairan Merah, Polisi Lakukan Penyedikan: Belum Temukan Unsur Kejahatan
Hujan ekstrem
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mencatat curah hujan berkategori ekstrem di Kawasan Puncak, Cisarua.
"Hari ini curah hujan ekstrem di Kawasan Puncak melebihi kategori lebih dari 100 mm per hari," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Citeko Asep Firman Ilahi, Senin.
Menurut dia, berdasarkan pengukuran oleh BMKG pada hujan lebat yang terjadi sejak pukul 15.30 WIB hingga Senin malam, tercatat curah hujan 110 mm dari pengukuran di Stasiun Meteorologi Citeko.
Kemudian, 95 mm dari pengukuran Pos Polusi Udara Cibeureum, Cisarua.
Asep menyebutkan, curah hujan ekstrem ini pertama kali terjadi sepanjang kemarau tahun 2020.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BMKG: Hujan Ekstrem Terjadi di Bogor dan Ini Wilayah Bogor yang Mengalami Longsor dan Banjir akibat Hujan Ekstrem