Terkini Daerah

Sosok Pria Asal Klaten yang Jadi 'Komandan' Polisi Gadungan di Medan, Sering Peras dan Rampok Warga

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PARA tersangka yang mengaku anggota BNN gadungan ditangkap petugas Polsek Percut Seituan, Kamis (10/9/2020).

TRIBUNWOW.COM - Seorang pria dari Klaten, Jawa Tengah, menjadi komandan polisi gadungan di Medan.

Pria tersebut bernama MB (38).

Sosoknya terpampang dalam video yang viral di media sosial dan mengaku pekerjaannya sebagai polisi gadungan.

MB pemimpin komplotan polisi gadungan di Medan beserta tujuh bawahannya berhasil diringkus, Kamis (10/9/2020). (Instagram/@polseksunggal)

MB dan komplotannya sudah beraksi berkali-kali di Medan.

Uniknya, terdapat satu perempuan muda dalam komplotan tersebut yang di tanda pengenalnya tertulis sebagai "Penyidik" dan berlogo BNN.

“Dalangnya ini orang Klaten. Satu orang, kemudian merekrut orang-orang di Percut Sei Tuan untuk jadi anggota dia, seolah-olah jadi komandannya,” ujar Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi ketika dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis (10/9/2020).

Aksi Polisi Gadungan di Medan, Ancam Pakai Pistol Rakitan dan Ucapkan Kalimat yang Buat Korban Takut

Korban dirampok

Dia menjelaskan, terbongkarnya kasus polisi gadungan bermula dari kasus perampokan dengan korban seorang remaja berusia 15 tahun di Jalan Ringroad, Medan, pada Rabu (8/9/2020) sekitar pukul 00.15 WIB.

“Dia ngerampok sepeda motor, di Ringroad. Kita dapat informasi, kita amankan tersangkanya itu. Tertangkap tangan di lapangan,” katanya.

Saat itu, pihaknya mendapat informasi bahwa ada dugaan orang menyamar sebagai petugas BNN dan menangkap dalam kasus narkoba.

Pelaku bertengkar dengan warga, selanjutnya pihaknya mendatangi tempat kejadian perkara dan mengamankan pelaku beserta barang buktinya ke Polsek Sunggal.

Dikatakannya, ada 8 orang yang diamankan dalam kasus ini, terdiri dari 7 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Mereka adalah MB (38), SPR (38) YA (20), JDK (31), DA (26), RE (40), dan KH (18).

Kesemuanya beralamat di Desa Saentis dan Desa Lau Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Kronologi Penangkapan Komplotan Polisi Gadungan di Medan, Ditangkap saat Rampok Motor Korbannya

Saat beraksi pakai seragam polisi, tetapi mengaku BNN

Aksi para pelaku sangat meresahkan masyarakat, apalagi aksi para pelaku sudah dilakukan berkali-kali dan ada beberapa korban.

Para pelaku diketahui memalsukan kartu identitas mereka setelah pihak kepolisian mengecek kartu tersebut.

Di dalam kartu identitasnya, disebutkan bahwa mereka adalah anggota BNN.

Saat beraksi mereka mengenakan seragam polisi.

Bahkan, saat dijejerkan di dalam kantor Polsek Sunggal, para pelaku mengenakan kaus warna coklat dengan logo polisi di dada sebelah kirinya.

Hanya KH (18), satu-satunya perempuan yang mengenakan pakaian biasa dengan masker tersampir di lehernya.

“Kita cek identitasnya, dia nyamar sebagai anggota BNN. Tapi, menggunakan seragam polisi,” katanya.

Polisi Gadungan yang Bawa Kabur Rp 300 Juta Ditangkap, Tipu PNS dengan Bujuk Rayu akan Dinikahi

 

KH sebagai "Penyidik BNN", baru 18 tahun

Ada yang unik dari 9 tanda pengenal berlogo BNN yang disita Polsek Sunggal dalam kasus tersebut.

KH, yang masih 18 tahun, ternyata di dalam kartu identitas tersebut ditulis sebagai "Penyidik".

Diberitakan sebelumnya, para pelaku beraksi dengan menyamar sebagai anggota BNN, tetapi menggunakan seragam polisi.

Modusnya, para pelaku memepet korban yang diduga menyalahgunakan narkoba, kemudian meminta uang.

Terakhir, yang menjadi korban adalah seorang remaja berusia 15 tahun, warga Selayang.

Saat itu, pada Rabu (9/9/2020), di Jalan Ringroad Medan, pelaku memepet sepeda motor korban.

Saat itu, korban lari meninggalkan sepeda motornya.

Oleh para pelaku, sepeda motor korban dimasukkannya ke dalam mobil.

Saat itu terjadi keributan.

Polisi tiba di lokasi, kemudian mengamankan para pelaku.

(Kompas.com/Dewantoro)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pria Asal Klaten Jadi "Komandan" Polisi Gadungan di Medan, Rekrut Warga Lokal dan Beraksi Peras Korban"