TRIBUNWOW.COM - Pengamat militer Connie Rakahundini Bakrie menyoroti kekuatan tentara Indonesia saat ini, terutama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Connie menilai perkembangan kekuatan militer Indonesia sangat dipengaruhi visi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (1/9/2020).
• Lihat Oknum TNI Serbu Polsek Ciracas, Mayjen Purn TB Hasanuddin: Bukan seperti Kenakalan Anak Muda
Awalnya ia mengungkit hal yang membuat Kopassus tidak lagi menjadi satu dari 20 pasukan paling ditakuti di dunia.
"Kopassus itu semua di dunia tahu, bagaimana powerful-nya Kopassus," papar Connie.
"Hari ini Google saja, pasukan dunia yang paling mantap dari 20 besar, Kopassus enggak masuk lagi," ungkapnya.
Ia merujuk pada pernyataan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman yang dikenal sebagai Panglima TNI pertama.
Menurut Connie, saat ini TNI sendiri tidak memiliki wilayah untuk latihan.
"Jadi pertanyaannya adalah kalau Jenderal Sudirman menyatakan kita harus mempertahankan rumah dan pekarangan sendiri," paparnya.
"Kalau untuk latihan saja sudah tidak bisa, itu bagaimana?" ungkit pakar militer tersebut.
Ia juga mengungkit Perpres Pelibatan TNI Mengatasi Terorisme sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang sempat menuai kritik.
Connie menambahkan, TNI selama ini selalu mengalami keterbatasan tempat untuk latihan.
Ia menyinggung pernyataan Jokowi yang mengubah konsep pertahanan negara menjadi berbasis maritim.
"Negara ini enggak pernah mengubah konsep pertahanannya," jelasnya.
• Tak Hanya 6 Oknum TNI, Jenderal Andika Ungkap Penyerang Polsek Ciracas Bisa Puluhan: Mohon Bantuan
"Ketika Presiden Jokowi menyatakan di 2014 bahwa negara ini menjadi negara poros maritim dunia, saya menulis di mana-mana," kata Connie.
Dengan demikian konsep pertahanan TNI menjadi berubah, yakni lebih fokus pada mempersiapkan diri terhadap musuh-musuh dari luar.
"Jadi menghadap ke luar, dipersiapkan ke luar musuhnya. Jelas itu," tegas dia.
Connie menilai konsep itu tidak diterapkan dengan tidak adanya lahan latihan TNI saat ini.
"Waktu Undang-undang Pertahanan Keamanan 6 dan 7 keluar membagi hitam dan putihnya TNI dan Polri, seolah-olah keamanan dalam negeri itu Polri, keluar itu TNI," jelasnya.
"Nah, TNI-nya enggak boleh keluar. Itu yang masalah," tambah Connie.
Lihat videonya mulai menit 1:00
Oknum TNI Jadi Tersangka Penyerangan Polsek Ciracas
Kasad TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap ada dugaan pelaku penyerangan Mapolsek Ciracas akan terus berkembang.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Minggu (30/8/2020).
Pihak TNI mengonfirmasi sejumlah oknum terlibat dalam penyerangan yang dipicu informasi hoaks tersebut.
• Didatangi Massa sebelum Polsek Ciracas Diserang, Dandim Sudah Beri Peringatan tapi Tak Digubris
Awalnya diduga enam dari sekitar 100 orang yang merusak fasilitas tersebut adalah oknum prajurit TNI.
Andika Perkasa menyebutkan jumlah yang oknum yang diperiksa kini telah berkembang.
"Kami menangani sejak detik-detik pertama. Sejauh ini yang sudah diperiksa di Polisi Militer Kodam Jaya ada 12 orang," papar Andika Perkasa.
"12 orang ini adalah prajurit TNI Angkatan Darat," jelasnya.
Selain 12 orang tersebut, ada 19 orang lagi yang diduga terlibat penyerangan.
"Tetapi ada 19 orang lagi yang sudah dalam indikasi dan saat ini dalam proses pemanggilan. Jadi total nanti ada 31," kata Andika.
Ia menyebutkan pemeriksaan akan berlangsung tertutup.
"Pemeriksaan ini akan berlangsung dan akan dipenuhi semua kebutuhan administrasi, sehingga mereka tidak akan bisa komunikasi dengan orang di luar," papar jenderal 55 tahun ini.
Andika menyebutkan, pihak penyidik menduga jumlah tersangka akan terus bertambah.
Pasalnya jumlah massa yang terlibat penyerangan pada Sabtu (29/8/2020) dini hari itu sangat banyak.
"Berdasarkan penelusuran, tidak akan berhenti di sini karena begitu banyak sebetulnya yang ada pada saat malam kejadian," ungkap mantan Pangkostrad ini.
• Penyerangan Polsek Ciracas Dipicu Kabar Oknum Prajurit TNI Dikeroyok, Ternyata Jatuh dari Motor
"Jadi kami yakin 31 ini adalah bagian dari pengembangan pertama. Kami akan terus dan kami tidak akan menyerah," lanjut Andika.
Tidak hanya itu, Andika membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan informasi terkait penyerangan.
Diketahui sejumlah warga sipil dan pertokoan warga turut menjadi korban dalam tindakan pengrusakan.
"Oleh karena itu, saya juga memohon bantuan kepada seluruh warga masyarakat untuk memberikan informasi," kata Andika.
"Selain kami melakukan pemeriksaan secara fisik, secara elektronik, segala macam yang kami bisa lakukan bantuan, kami juga ingin informasi dari masyarakat," tegasnya.
Andika menunjukkan nomor Ketua Tim Penyelidik yang dapat dihubungi masyarakat.
"Kami mohon informasi, segala informasi yang diketahui masyarakat maupun prajurit TNI Angkatan Darat tentang para pelaku. Kami tunggu informasinya," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)