TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapan terkait tudingan dari Ketua Umum Partai PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, Megawati sebelumnya menyebut bahwa banyak anggota dari KAMI yang berkeinginan untuk menjadi presiden.
Tidak menutup kemungkinan juga Megawati menilai KAMI memiliki rencana di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
• Tanggapi Kemunculan KITA sebagai Pro Pemerintah, Refly Harun: KAMI Enggak ada Urusan dengan KITA
Menanggapi tudingan tersebut, Refly Harun dalam tayangan Youtubenya, Kamis (27/8/2020), menegaskan bahwa tujuan dari deklarasi KAMI bukan untuk mengincar kekuasaan.
Dirinya juga menampik KAMI disebut memiliki ambisi untuk menjadi presiden maupun wakil presiden.
"Jadi sebenarnya yang paling penting bukan soal ambisi untuk jadi presiden dan wakil presiden, walaupun saya juga tidak tahu siapa di antara KAMI yang berambisi," ujar Refly Harun.
Bahkan menurutnya orang-orang yang terkumpul di KAMI tidak memiliki potongan untuk menjadi seorang pemimpin negara.
Kecuali hanya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Itupun dikatakannya tidak memiliki elektabilitas untuk bersaing di Pilpres 2024.
"Kalau dilihat potongannya yang paling dua saja yang punya potongan untuk jadi calon presiden. Itu pun baru potongan belum elektabilitas," kata Refly Harun.
"Paling Pak Gatot Nurmantyo, kedua Prof Din Syamsuddin," ungkanya.
"Kalau kita lihat hasil survey misalnya, belum ada, namanya belum muncul."
• Sindiran Ruhut Sitompul kepada Refly Harun yang Gabung KAMI: Tak Punya Prestasi di Komisaris BUMN
Refly Harun justru mencontohkan nama-nama yang sudah muncul di permukaan dengan angka elektabilitas tinggi, seperti Ketua Umum Partai Gerindra, hingga tiga gubernur di Pulau Jawa, Anis Baswedan, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo.
"Kan jagoan-jagoannya Prabowo, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, itu saja jagoan-jagoannya," terangnya.
"Belum ada jagoan-jagoan lain, termasuk Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin belum ada," ucap Refly Harun.
Selain itu, mantan Komisaris Utama Pelindo I itu juga mengingatkan adanya aturan presidential threshold.
Hal tersebut diakui sangat memberatkan atau menyulitkan para calon untuk mencalonkan diri di pemilihan umum, bukan hanya di Pilpres.
"Lagi pula dengan penerapan presidential threshold, ya berat," jelasnya.
"Justru menurut saya, mudah-mudahan Bu Mega dan PDIP mengabulkan keinginan masyarakat Indonesia, termasuk KAMI agar presidential threshold dihapuskan, sehingga kompetisi politik jauh lebih fair," tutup Refly Harun.
Simak videonya mulai menit ke- 13.04
Refly Harun: KAMI Enggak ada Urusan dengan KITA
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapan terkait munculnya Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).
Seperti yang diketahui, KITA belum lama ini dideklarasikan oleh para relawan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin di Pilpres 2019 di Gedung Joeang, Jalan Menteng 31, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2020).
Munculnya KITA bisa dikatakan menyusul yang lebih dulu ada gerakan moral bernama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Satu di antara deklarator KAMI adalah Refly Harun yang dideklarasikan di Tugu Proklamasi, Jakarta pada Selasa (18/8/2020).
• Tegaskan KAMI Tidak Menakutkan, Gatot Nurmantyo: Seolah-olah Menakutkan Padahal Memperbaiki
Dilansir TribunWow.com, melihat kondisi tersebut, Refly Harun mengatakan bahwa tidak lantas membuat keduanya menjadi bertentangan atau sengaja dipertentangkan.
Karena keduanya tentunya mempunyai kedudukan yang bertolak belakang.
KITA bisa dikatakan pro atau pendukung pemerintah, sedangkan sebaliknya, KAMI merupakan oposisi dari pemerintah.
Namun dirinya hanya berharap keduanya sama-sama berjalan dengan visi dan misi baiknya masing-masing.
"Kenapa kita mau pertentangkan, ya dua-duanya berjalan secara baik saja dengan visi dan misi masing-masing," ujar Refly Harun.
"Ya mudah-mudahan dua-duanya baik dan efektif," imbuhnya.
Menurutnya jika yang terjadi justru seperti itu, dibenturkan, maka disebutnya benar ada yang tidak beres di dalam pemerintahan.
Dirinya pun menyimpulkan bahwa pemerintahan sudah selayaknya bersifat otoriter.
Lantaran menyiptakan lawan untuk menentang yang menentang pemerintahan.
• Refly Harun Justru Singgung Sikap Erick Thohir saat Jawab Kritik Ruhut soal Kontribusinya di BUMN
"Lalu kenapa kita harus berbenturan? Justru kalau misalnya dibenturkan itu menunjukkan bahwa perilaku negara itu kayak negara otoriter, jadi negara otoriter itu kalau ada kelompok sipil yang kuat, maka dia akan ciptakan kelompok sipil lainnya agar saling berantem," ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly Harun menegaskan bahwa gerakan KAMI tidak mempunyai urusan dengan KITA, melainkan urusannya adalah dengan pemerintah yang sedang berkuasa.
Oleh karenanya, ia berharap nantinya KITA justru menjadi penghalang tujuan dari KAMI yang sebelumnya sudah memberikan 8 poin tuntutan supaya dipenuhi oleh pemerintah.
"Kan KAMI enggak ada urusan dengan KITA. Silakan KITA mendeklasrasikan diri dengan visi dan misinya masing-masing dan tidak perlu saling menganggu," terangnya.
"Walaupun narasi-narasi yang diciptakan Kak Maman dalam dua kali bertemu saya, narasi yang menyudutkan, sama seperti Ruhut juga," kata Refly Harun.
"Karena yang kita address itu pemerintah, bukan kelompok KITA dan di situ semuanya menginginkan pemerintah penyelenggara negara itu menjalankan fungsinya sebaik-baiknya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 14.57
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)