"Ini katanya sebuah gerakan moral," ungkit Adian Napitupulu.
Menurut dia, klaim itu tidak sesuai dengan sederet aturan yang mengikat kader KAMI.
"Nilai moral itu 'kan belum tentu semuanya sama satu dengan yang lain," jelas mantan anggota DPR RI itu.
"Artinya menurut saya dalam jati diri itu dibuka untuk semua orang agar berdebat, untuk mendiskusikan, dan melihat nilai moral dalam persepsi latar belakang dan lain sebagainya," lanjutnya.
Diketahui KAMI menetapkan hanya Dewan Deklarator yang dapat mengeluarkan pernyataan.
Di luar itu, jika ada kader KAMI yang menyampaikan pendapat yang belum disetujui Dewan Deklarator, maka pernyataan itu tidak resmi.
• Aria Bima Plesetkan Nama Deklarator KAMI Rocky Gerang: Diksi-diksi Filsafat untuk Pembenarannya
"Ketika poin itu dibuat sedemikian rupa, menurut saya ini membelenggu diri mereka sendiri," komentar Adian.
Ia lalu membandingkan aturan itu dengan kelompok-kelompok gerakan moral lainnya.
Adian turut menyinggung deklarasi KAMI yang baru saja dilakukan aliansi pendukung di Solo.
Menurut dia, hal ini terkesan seolah-olah KAMI membuat jaringan kekuatan.
"Kalau kita bicara gerakan moral mahasiswa, gerakan petisi 50, enggak seperti ini polanya. Mereka tidak membangun jaringan," terang Adian.
Ia menilai gerakan moral yang diklaim KAMI bertentangan dengan kerja yang dilakukan.
Adian bahkan menyinggung pola itu terkesan seperti kampanye, meskipun KAMI membantah adanya tujuan politik.
"Gerakan moral ini tidak terlalu peduli dengan kekuatan jaringan, membangun aliansi pendukung. Ini 'kan seolah-olah pola yang sama dengan kampanye kemarin," komentarnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)