TRIBUNWOW.COM - Isu praktek sandiwara atau settingan untuk mendongkrak popularitas, sering disebut-sebut dalam dunia hiburan.
Bahkan, aktor Kriss Hatta mengungkapkan adanya tingkatan tarif bagi para pengguna praktek settingan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, presenter Billy Syahputra mengaku pernah mendengar mengenai praktek tersebut dari eks seorang vokalis band ternama.
Ia kemudian membeberkan perbedaan antara settingan dan gimmick yang sering disalahartikan oleh masyarakat.
• Tanggapi Kriss Hatta, Billy Syahputra Buka Suara soal Pacar Settingan: Ngomong Entah Buat Siapa
• Berlagak Putuskan Amanda Manopo, Billy Syahputra Justru Tegas Ajak Nikah: Nggak Usah Pacaran Lagi
Hal ini diungkapkan Billy dalam tayangan wawancara yang diunggah di kanal YouTube KH INFOTAINMENT, Rabu (19/8/2020).
Di lain kesempatan, aktor Kriss Hatta sempat menyebutkan adanya tarif hingga ratusan juta rupiah untuk membayar artis yang diminta berpura-pura sebagai kekasih.
Tarif itu tergantung dari ajakan pengguna untuk meningkatkan kepopulerannya melalui media sosial, program televisi, ataupun untuk diajak menemani ke acara penghargaan.
Saat diminta menanggapi hal tersebut, Billy menyebutkan bahwa dirinya pernah mendengar mengenai praktek tersebut dari mulut vokalis Kangen Band, Andika.
Andika mengaku pernah diminta untuk berakting sebagai pacar dalam kehidupan nyata dan dibayar untuk itu.
"Waktu itu kan gue pernah ngisi acara di 'Pagi-pagi Pasti Happy'. Waktu itu Andika Kangen Band, dia menceritakan dia pernah disetting dan dibayar seperti itu. Kalau gua nggak tahu sih seperti apa," ungkap Billy.
Mengaku tak butuh settingan meski dibayar ratusan juta, Billy menyebutkan bahwa harta yang dimiliki masih mencukupi untuk membiayai gaya hidupnya.
"Buat apa, duit gua udah banyak."
Ia justru heran saat awak media menyebutkan adanya dua jenis settingan yang digunakan untuk menarik pemberitaan dan membuat heboh.
"Settingan pacaran sama settingan berantem ada?," tanya Billy heran.
Ia kemudian menjelaskan mengenai perbedaan gimmick dengan settingan yang kerap kali dinilai sama oleh masyarakat.