Terkini Nasional

Pakai Masker 'Bebaskan Jerinx' di ILC, Pakar Politik Sindir Hukum Berat Sebelah: Tak Dekat Pemodal

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar politik Eep Saefulloh mengenakan masker 'Bebaskan JRX (Jerinx)' saat tampil di ILC, Selasa (18/8/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pakar politik Eep Saefulloh Fatah tampak mengenakan masker bertuliskan 'Bebaskan JRX (Jerinx)' saat tampil di layar televisi.

Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (18/8/2020).

Diketahui drummer Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias Jerinx menjadi tersangka dugaan ujaran kebencian terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Jerinx SID menuju Rutan Polda Bali, Rabu (12/8/2020). (KOMPAS.com/ISTIMEWA)

Kata Pakar Hukum soal Kasus Jerinx SID: Ada Pencemaran Nama Baik, Wajar Organisasi Lakukan Pelaporan

Menanggapi hal tersebut, Eep menilai penangkapan itu melanggar konstitusi.

"Sebagai warga negara, saya banyak menyaksikan orang-orang bersuara kritis lantang menyerang orang lain," ungkap Eep Saefulloh.

Ia menyinggung ada pula tokoh-tokoh yang kritis terhadap pemerintah.

Namun tokoh-tokoh ini tidak mudah terjamah hukum karena dilindungi kepentingan kuat di belakangnya.

"Tetapi yang bersangkutan dekat dengan kekuasaan atau di-backup pemodal yang bersama-sama dengan kekuasaan dan hukum tidak bisa menjamahnya," kata Eep.

Berbeda halnya dengan warga biasa yang tidak dekat dengan kekuasaan, mereka dengan mudah dituntut jika bersikap kritis.

Eep menilai hal itu melanggar hak konstitusi.

"Betapa banyak warga negara yang bersuara kritis yang menyampaikan pandangan pribadinya sebagai warga negara yang dijamin haknya oleh konstitusi, tetapi tidak ada di dekat kekuasaan, tidak ada di dekat pemodal," terangnya.

"Mereka dengan gampang menjadi korban hukum yang dipolitisasi. Mereka menjadi korban aparat yang tergerak oleh politisasi," kata konsultan politik itu.

Permohonan Penangguhan Penahanan Jerinx Ditolak, Kuasa Hukum: Nora Kecewa, Saya juga Kecewa

Ia lalu menjelaskan alasannya mengenakan masker hitam bertuliskan 'Bebaskan JRX' tersebut.

"Saya malam ini menggunakan masker ini bukan untuk genit-genitan atau gagah-gagahan," ungkap Eep.

Ia menegaskan masker itu sebagai tanda sikapnya untuk mengkritisi praktek penyelenggaraan konstitusi.

"Menurut saya, saya harus menyatakan sikap saya sebagai warga negara untuk membela konstitusi," katanya.

"Bukan untuk membela Jerinx, bukan untuk membela kawan saya atau orang terkenal," lanjut Eep.

Ia menilai kasus Jerinx sebagai contoh ketidakadilan hukum bagi orang yang tidak memiliki kekuasaan.

Lebih jauh Eep berpendapat pelanggaran hak berpendapat membuat kemajuan Indonesia tertunda.

"Betapa tidak adilnya hukum bekerja untuk orang dari kelompok berbeda. Jika kemudian ini tidak diluruskan, maka ini salah satu faktor yang bisa menghambat kemajuan," tegasnya.

Lihat videonya mulai menit 4:00

Jerinx Ditahan karena Postingan Instagram

Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol Yuliar Kus Nugroho menjelaskan unggahan yang menjadi bukti penahanan Jerinx SID.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kompas Petang, Rabu (12/8/2020).

Diketahui drummer Superman Is Dead (SID) Jerinx ditahan atas dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

• Jerinx Jadi Tersangka dan Ditahan, Nora Alexandra Beri Dukungan Haru: Jangan Khawatirkan Aku di Sini

Yuliar menjelaskan, selain itu ada pula unggahan lain yang memberatkan musisi bernama lengkap I Gede Ari Astina ini.

"Dari keterangannya dia hanya menjelaskan seperti itu, yang katanya bersifat kritikan," kata Yuliar Kus Nugroho.

"Tapi postingan itu 'kan ada juga tanggapan negatif, ada juga tanggapan dari Jerinx," lanjutnya.

Diketahui sebelumnya Jerinx menyebut IDI sebagai 'kacung WHO' dalam salah satu unggahannya.

Ia beralasan prosedur rapid test memberatkan berbagai kegiatan masyarakat, termasuk kasus ibu yang kehilangan bayinya karena harus dites sebelum bersalin.

Unggahan Jerinx SID yang memberatkan dalam penahanannya, diunggah 15 Juni 2020. Jerinx menilai pemberitaan dokter yang meninggal karena Covid-19 hanya konspirasi. (Capture Instagram @jrxsid)

Yuliar menjelaskan ada unggahan lain pada tanggal 15 Juni 2020 yang menyebut pemberitaan terkait dokter yang meninggal karena Covid-19 sebagai konspirasi belaka.

"Ada juga tanggapannya yang tanggal 15, salah satu yang saya kutip menyatakan Sayang ada konspirasi busuk yang mendramatisir situasi seolah-olah dokter meninggal hanya tahun ini agar masyarakat ketakutan berlebihan terhadap Covid-19," papar Yuliar.

"Memang tahun 2018 berdasarkan media itu ada 21 dokter yang meninggal," lanjutnya.

Menurut Yuliar, unggahan tersebut akan dikonsultasikan kepada ahli bahasa dalam pemeriksaan.

• IDI Tersinggung dengan Istilah Kacung WHO, Jerinx SID: Kamu Bisa Bilang Saya Kacungnya Istri

Ia lalu menyinggung tanggapan warganet terhadap unggahan tersebut turut percaya dengan teori konspirasi yang dikemukakan Jerinx.

"Termasuk juga tanggapan-tanggapan netizen yang akhirnya kepada IDI itu tanggapan yang sangat negatif," ungkit Yuliar.

Komentar-komentar warganet tersebut bahkan termasuk meminta IDI dibubarkan.

"Sangat banyak karena followers-nya juga cukup banyak," tambahnya.

Diketahui kata-kata itu diunggah Jerinx melalui akun Instagram @jrxsid pada 15 Juni 2020.

"Tahun 2018 ada 21 Dokter Indonesia yang meninggal. Ini yang terpantau oleh media saja ya," tulis Jerinx.

"Sayang ada konspirasi busuk yang mendramatisir situasi seolah-olah dokter meninggal hanya tahun ini agar masyarakat ketakutan berlebihan terhadap Covid-19."

"Saya tahu dari mana? Silakan salin semua link yang ada di foto, post di FB/IG anda, lalu lihat apa yang terjadi!"

"Masih bilang Covid-19 bukan konspirasi?" (TribunWow.com/Brigitta Winasis)