Terkini Nasional

Ngaku Kasihan, Salim Said Ungkap Doanya untuk Jokowi di ILC: Supaya Anda Semua Tidak Memaki

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tokoh Senior sekaligus Guru Besar Universitas Pertahanan, Professor Salim Said mengungkap siapa yang mendorong Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (19/8/2020).

Menurut dia, presiden kedua Indonesia tersebut juga sama-sama menjadi korban dari sebuah sistem.

Pakar ilmu politik itu menilai akan selalu ada pihak-pihak yang membela sosok Soeharto sekalipun, yakni orang-orang yang diuntungkan.

Salim menyebutkan Jokowi hanya kurang banyak belajar ilmu politik.

"Ya Allah, kasihanilah Pak Jokowi. Mungkin kesalahannya karena tidak belajar ilmu politik, dia terima ketika dirayu-rayu jadi presiden. Paling-paling itu doa saya supaya Anda semua tidak memaki Pak Jokowi," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 15:50

Fahri Hamzah Kembali Kritik Pemerintahan Jokowi

Dalam acara tersebut, hadir pula Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah yang menyinggung penyakit dalam pemerintahan, yakni persoalan feodalisme.

Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah mengatakan bahwa munculnya fenomena feodalisme tidak bisa dipungkiri di dalam suatu negara.

• Di ILC, Feri Amsari Sebut Munculnya KAMI akibat Kelalaian Pemerintah Jokowi: Alasannya Sederhana

• Dapat Bintang Mahaputra dan Tak Ikut KAMI, Fahri Hamzah Dapat Sindiran Peribahasa Karni Ilyas di ILC

Fahri Hamzah mengatakan bahwa adanya sistem feodalisme membuat jalannya pemerintahan menjadi sangat terganggu dan tidak sehat.

Semua kebijakan atau keputusan yang dilakukan oleh pemerintah semata-mata hanya memikirkan keuntungan materi untuk memperkaya golongan.

Dikatakannya bahwa bukti nyata pemerintahan yang feodalisme adalah memiliki tujuan hanya untuk kebesaran dan kekuatan para pemimpin.

"Memang feodalisme di negeri kita itu dahsyat sekali, kalau orang itu sudah punya banyak uang, sudah punya banyak kekuasaan itu yang menggerogoti di sekitarnya itu membuatnya tidak rasional," jelasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan dalam Ratas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020). (Capture YouTube Sekretariat Presiden)

"Dari dulu kekuasaan itu mencoba membangun mitos kebesarannya, maka dia pakai mahkota, baju kebesaran, kegagahan yang luar biasa supaya orang takut dan itu masih terjadi," kata Fahri Hamzah.

Dirinya kemudian menyoroti penampilan dari Jokowi yang dinilai sebenarnya jauh dari anggapan feodalisme.

Hal itu ditunjukkan dengan tidak adanya kemewahan yang diperlihatkan oleh Jokowi ketika berkuasa dalam dua periode.

Meski begitu menurutnya, feodalisme di dalam pemerintahan Jokowi masih tetap ada.

Halaman
123