Terkini Nasional

Bergabung dengan Gerakan KAMI, Gatot Nurmantyo Ungkap Sumpahnya di ILC: Maka Saya Harus Bangkit

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gatot Nurmantyo mengungkap alasannya bergabung dalam gerakan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (19/8/2020).

TRIBUNWOW.COM - Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkap alasannya bergabung dalam gerakan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) .

Hal tersebut diungkapkan oleh Gatot Nurmantyo saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (19/8/2020).

Pada kesempatan itu, Gatot Nurmantyo juga sempat menyinggung sumpahnya.

Gatot Nurmantyo hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang mengusung tema #ILCIndonesiaMaju pada Selasa (18/8/2020). Gatot mengaku pernah memperingatkan soal bahaya senjata biologis. (YouTube Indonesia Lawyers Club)

• Di ILC, Masinton Pasaribu Jawab Tudingan Ada Persekongkolan Pemerintah dengan Parlemen soal Covid-19

Mulanya ia menjelaskan alasan mengapa dirinya selama ini diam saja.

"Banyak orang tanya, tadi saya ditanya oleh Andik tvOne kenapa dari 2017 saya diam, diam, diam tiba-tiba saya muncul."

"Itu dari hasil perenungan saya Bung Karni bahwa saya telah diberikan kenikmatan yang luar biasa," tutur Gatot.

Gatot mengaku selama ini telah merenung dan merasa bahwa dirinya rupanya sudah diberikan segala kenikmatan oleh Tuhan.

Mulai dari karier hingga kebahagiaan keluarga.

"Sebagai orang yang berkarya di TNI sampai puncak Panglima TNI, pangkat Jenderal penuh, sebagai orang laki-laki saya menikah, punya anak, anak saya dua-duanya S2 sudah menikah, punya karier sendiri."

"Tidak di bawah bayang-bayang orangtuanya dan sudah punya cucu laki-laki dan perempuan lengkap," ujar Gatot.

Maka dirinya sempat bertanya-tanya apa yang belum dilakukannya selama ini.

• Lama Tak Muncul, Gatot Nurmantyo Ungkap Rasa Sakit Hatinya saat Hadir di ILC: Kita Tak Mau Diam Saja

Gatot mulai tergugah ketika munculnya rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila yang kini telah ditunda pembahasannya.

RUU HIP itu membuatnya teringat akan sumpah setianya kepada negara.

"Maka saya bertanya apa yang belum saya lakukan, saya terkejut begitu ada undang-undang HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang membuat saya terkejut."

"Terkejutnya begini, bahwa saya 38 tahun yang lalu saya pernah bersumpah, ini sumpahnya Demi Allah saya bersumpah akan selalu setia Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mendasarkan Pancasila Undang-Undang Dasar Negara 1945," jelas Gatot.

Gatot mengatakan bahwa dirinya bersumpah atas nama pribadi bukan prajurit.

Sehingga ketika dirinya kini sudah menjadi Purnawirawan, ia merasa masih terikat dengan sumpah tersebut.

Gatot menuturkan bahwa rakyat akhirnya berhasil membangun sebuah negara dengan undang-undang dan Pancasila di dalamnya.

• Jelaskan soal Korban dari Sebuah Sistem di ILC, Prof Salim Said: Agar Anda Tak Memaki Jokowi

Jika undang-undang dan Pancasila diubah maka ia merasa negara Indonesia juga telah diubah.

Hal itulah yang lantas membuat Gatot merasa kini harus bangkit dan bersuara.

"Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pembukaannya itulah dasar negara itu Ketuhanan yang Maha Esa itu dan seterusnya."

"Kalau itu diubah maka Indonesia ini berubah, maka saya harus bangkit sebagai pertanggungjawaban nanti di Padang Mahsyar saya ditanya kamu pernah disumpah tanggung jawabmu apa?" tegasnya.

Purnawirawan 76 tahun ini menambahkan, jika yang pensiun masih mencoba bertanggung jawab maka orang-orang yang masih aktif menjalankan tugasnya harus makin bertanggung jawab.

"Pensiunan saja harus bertanggung jawab dengan sumpahnya apalagi yang masih aktif? Ini minimal saya bisa memperingatkan," lanjutnya.

• Eep Saefulloh Gunakan Masker Bebaskan Jerinx saat Berbicara di ILC, Dilepas setelah Selesai

Lihat videonya mulai menit ke-1:14:

Gatot Ingatkan soal Proxy War pada Deklarasi KAMI

Pada kesempatan lain, Gatot mengingatkan ancaman perang proksi atau proxy war di Indonesia .

Hal itu dikatakan Gatot saat memberikan pesan-pesan dalam acara deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).

"Pada tanggal 10 Maret 2014 saya berkesempatan dialog dengan civitas akademika Universitas Indonesia," kata Gatot dikutip dari akun Youtube Realita TV, Selasa (18/8/2020).

"Saya berbicara antara lain tentang proxy war, yang kini telah menjadi ancaman luar biasa terhadap kedaulatan suatu bangsa," lanjut dia.

Gatot menilai, penguasaan dari negara lain tidak hanya bisa dilakukan secara fisik, bisa juga melalui proxy.

Ia menambahkan, bahaya proxy war juga diperparah dengan adanya oligarki politik menggunakan dalih konstitusi.

• Susi Pudjiastuti Tagih Ambisi Jokowi pada Periode Pertama soal Kelautan: Semua Dilepas, Speechless

"Bagi intervensi pemilu, dan memilih pejabat untuk pada saatnya pejabat tersebut bisa dikenalkan bahkan menjadi boneka bagi kepentingan lain yang bukan tujuan dan kepentingan negara," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menjadi salah satu inisiator pembentukan KAMI.

Menurut dia, KAMI adalah gerakan moral seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sosial.

Baca juga: Gelar Deklarasi, KAMI Sampaikan Delapan Tuntutan Ini...

"Sebagai gerakan moral, mengandung arti kita bergerak berdasarkan nilai-nilai moral dan keberanan yang kita yakini, berdasarkan keadilan dan menegakkan kejujuran, menegakkan kemaslahatan itu namanya nilai-nilai moral," kata Din dalam acara deklarasi KAMI yang dikutip dari akun Youtube Realita TV, Selasa (18/8/2020).

Selain Din, tokoh lainnya yang ikut dalam koalisi yakni mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmad Wahab Mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, mantan Ketua GNPF Bachtiar Nasir, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, hingga Rocky Gerung juga turut dalam kegiatan itu.

KAMI dipimpin oleh tiga presidium, yakni Din, Gatot, dan Rochmad Wahab dan didukung oleh 150 deklarator lainnya. 

(TribunWow.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadi Deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo Singgung Ancaman Proxy War