TRIBUNWOW.COM - Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi politisi PDIP Adian Napitupulu yang tengah membahas Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (18/8/2020).
Awalnya Adian menilai tujuan pembentukan KAMI dan praktek struktur organisasinya yang terpusat pada beberapa orang saja.
• Din Syamsuddin Sebut Dubes Palestina Hadiri Deklarasi KAMI karena Hubungan Sahabat: Lihat Nama Saya
"Kalau gerakan moral, dia akan sangat terbuka terhadap semua pemikiran, semua ide, semua kritik," kata Adian Napitupulu.
Adian menilai praktik tersebut mengarah pada ciri-ciri organisasi politik.
"Kalau dia harus tergantung pada mekanisme Dewan Deklarator sebagai pagarnya, pagar sikap dan sebagainya, ini akan menjadi gerakan politik sebenarnya," paparnya.
"Ini yang dilakukan oleh banyak organisasi yang menjadi organisasi politik," tambah Adian.
Ia membenarkan praktek dalam KAMI seolah-olah berpatok pada satu patron.
Adian menilai hal itu tidak sesuai dengan klaim KAMI sebagai gerakan moral.
Politisi PDIP ini mendorong agar KAMI lebih terbuka dengan peran pada kadernya.
• Balas Argumen Kader Deklarasi KAMI, Politisi PDIP Kapitra Ampera: Kondisi Politik 65 dari Mana?
"Kalau misalnya dia gerakan moral, buka. Nilai moral belum tentu semua orang bisa sama pada satu hal," komentar manta anggota DPR RI itu.
"Ada nilai yang berbeda, cara yang berbeda, latar belakang yang berbeda, sikap yang berbeda. Banyak hal," terangnya.
Hal itu ia ungkit mengingat hanya Dewan Deklarator KAMI yang dapat menyampaikan pernyataan resmi dan secara tertulis.
"Itu tidak bisa dihalangi hanya dengan pernyataan tertulis Dewan Deklarator."
"Ketika dipagari sedemikian rupa untuk mencegah nilai moralnya berbeda di dalam, ini serta-merta menurut saya mengarah pada gerakan politik," jelasnya.