TRIBUNWOW.COM - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji memberikan sortan kepada pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
Sorotan tersebut ditujukkan untuk kurikulum darurat yang belum lama ini dikeluarkan oleh Kemendikbud dalam menyikapi kondisi pandemi Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, kurikulum tersebut memiliki tujuan yakni meringankan pembelajaran di tengah pandemi, khususnya untuk sekolah yang melakukan pembelajan jarak jauh (PJJ) atau online.
• Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Jawa Timur Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Khofifah: Mulai 18 Agustus
• Nadiem Makarim Kembalikan ke Orangtua Siswa soal Sekolah Tatap Muka: Boleh Tidak Perkenankan Anaknya
Oleh karenanya dalam kurikulum darurat tersebut berisikan adanya penyederhanaan pada kompetisi dasar (KD).
Namun menurut Indra, kebijakan baru dari Kemendikbud berupa kurikulum darurat itu tidak sepenuhnya benar.
Dirinya lantas membandingkan bahwa cara membangun sumber daya manusia (SDM) tidak semudah membangun sebuah aplikasi.
"Sepertinya yang bertugas untuk ngurus pembangunan SDM ini tidak memahami bagaimana cara membangun SDM," ujar Indra, dikutip dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Minggu (9/8/2020).
"Membangun SDM itu sangat berbeda dengan membangun aplikasi," katanya.
Indra menjelaskan bahwa dalam membangun SDM tidak hanya dibutuhkan dengan sebuah perintah seperti halnya pada apikasi.
Namun menurutnya, diperlukan pula yang namanya bimbingan.
Maka dari itu, bentuk bimbingannya pun akan berbeda, antara pembelajaran konvensional atau tatap muka langsung dengan pembalajaran jarak jauh (PJJ) atau online.
• Khawatir Muncul Klaster Baru Corona, FSGI Keberatan Sekolah Tatap Muka di Zona Kuning Dibuka
"Kalau mau bangun aplikasi cukup dikasih algoritma atau kasih perintah, itu bisa berjalan," terang Indra.
"Tapi membangun manusia tidak seperti itu, justru para guru kita ini harus dibimbing, bagaimana sih menjalankan proses PJJ, karena pedagogiknya sangat berbeda," sambungnya.
"Pedagogik konvensional hanya mengenal sinkronik, sedangkan PJJ itu harus gabungan antara sinkronis dan ansinkronis," jelasnya Indra.
Sementara itu terkait kurikulum darurat, dirinya mengatakan bahwa tidak ada proses pembelajaran yang dilakukan secara instan, termasuk dengan melakukan penyederhana pada kompetensi dasar.