Pilkada Serentak 2020

Dilematis dengan Pilkada Solo 2020, Refly Harun: Jangan Sampai di Solo Ada Calon Boneka

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun (kiri) dan bakal calon di Pilkada Solo 2020, Gibran Rakabuming Raka (kanan). Dirinya mengaku dilematis dengan Pilkada Solo 2020 dan tidak ingin ada calon boneka.

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan pandangannya terkait dinamika politik di Kota Solo jelang Pilkada Serentak 2020.

Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube Refly Harun, Senin (10/8/2020), dirinya mengaku merasa dilematis dengan Pilkada Solo 2020.

Seperti yang diketahui sejauh ini di Pilkada Solo 2020 baru ada pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang sudah dipastikan maju.

Refly Harun menanggapi PSI yang ditawari Rp1 miliar untuk mengusung penantang Gibran-Teguh, diunggah Jumat (7/8/2020). (Capture YouTube Refly Harun)

FX Hadi Rudyatmo Optimis Kemenangan Gibran 80 Persen dan akan Ukir Sejarah di Pilkada Solo 2020

Selain itu di satu sisi bakal pasangan calon (bapaslon) Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo) masih berjuang dari jalur independen atau non partai.

Sedangkan dari partai atau koalisi partai lain yakni PKS yang menyatakan tidak akan mendukung Gibran juga kesulitan untuk mengusung calon di Pilkada Solo 2020, tidak lain karena belum memenuhi syarat.

Karena memang harus memiliki syarat minimal 9 kursi di DPRD Kota Solo.

Dengan begitu maka ada kemungkinan hanya akan ada satu pasangan calon dan harus melawan kotak kosong di Pilkada Solo 2020.

Oleh karenanya, Refly Harun menegaskan tidak ingin jika nantinya justru muncul calon boneka.

Dikatakannya, calon boneka ini dimunculkan dengan tujuan untuk menjaga peluang Gibran menang di Pilkada Solo 2020.

Dirinya berpandangan bahwa pasangan boneka itu sengaja diciptakan supaya nantinya masyarakat tidak berpikir dua kali untuk tidak memilih Gibran.

Karena pilihannya jika tidak memilih Gibran, maka yang akan memenangkan Pilkada Solo 2020 justru calon boneka yang notebene adalah pasangan yang lemah.

Muncul Gerakan Kotak Kosong Lawan Gibran, Refly Harun: Capek-capek Buat Pilkada Langsung, Aneh

"Kalau kita bicara kualitas berpemilu, saya berpikir agak dilematis, jangan sampai di Solo ini ada calon boneka," ujar Refly Harun.

"Jadi calon boneka itu adalah calon yang yang diciptakan agar tidak melawan kotak kosong," jelasnya.

"Kenapa begitu, karena kalau calon boneka biasanya kan calonnya lemah, maka orang akan dilematis memilih calon tersebut," jelasnya.

"Karena kalau calon tersebut menang, ya dia jadi wali kota."

Halaman
123