Dikutip dari TribunJakarta.com, Rabu (29/7/2020), sebelum dirinya diserang dua begal, Dwi bercerita kala itu dirinya tengah melayani sebuah pesanan dari seorang pelanggan.

"Saya hari itu keluar sore, sebenarnya saya udah mau pulang saya lagi di dekat Gerbang Pasar Marakas tiba-tiba masuk order," kata Dwi, Rabu (29/7/2020).

Setelah memastikan orderan tersebut bukanlah fiktif, Dwi akhirnya berangkat ke restoran tujuan.

Namun di tengah-tengah perjalanan ke restoran, Dwi didatangi oleh sebuah sepeda motor yang ditunggangi dua orang.

"Pelaku datang dari arah belakang saya, pasa abis belokan ke kiri posisinya jalan udah gelap langsung saya tiba-tiba disalip," ungkapnya.

Satu orang yang dibonceng mengarahkan sebuah celurit ke arah Dwi.

"Saya didorong sama dia (pelaku) terus handphone saya masih di motor (dudukan dekat kemudi), dia gertak saya pakai celurit," ucapnya.

Aksi saling dorong akhirnya terjadi antara Dwi dan pembegal.

Dwi menduga begal tersebut hendak mengambil motor dan ponselnya.

Berkali-kali begal itu mencoba merampas kunci dan ponsel milik Dwi.

Berbekal keberaniannya, Dwi berhasil melindungi harta miliknya bahkan mengambil celurit milik begal tersebut.

"Dia udah dapat handpone (ponsel) saya, pas dia mau ke arah temannya (pelaku yang bertugas sebagai joki), saya tarik jaketnya," kata Dwi.

"Jaketnya itu saya tarik dari belakang sampai lepas, akhirnya dia jatuh sama handpone dan celurit jatuh," ujarnya.

Situasi pun berbalik ketika Dwi berhasil merebut celurit milik pelaku.

Kedua pelaku semakin ketakutan ketika Dwi berteriak meminta tolong.