"Tapi apakah turis B ini selama di bandara, selama perjalanannya di Bali itu lupa pakai masker, social distancing apa enggak, itu memang beda cerita lagi," ungkit Debryna.
"Itu akan menjadi satu sesi pendidikan lagi, akan jadi satu yang berbeda dari peraturan harus swab test atau tidak," tambahnya.
Ia membenarkan screening awal sangat penting untuk melacak status pasien.
Selain itu, Debryna menyinggung belum ditemukan vaksin atau obat Virus Corona.
"Apapun itu yang menekan mobilitas itu baik karena lagi-lagi yang kita bicarakan adalah suatu pandemi atau infeksi virus yang di dunia kedokteran masih belum dapat obatnya," singgung dia.
"Benar-benar obat yang menyembuhkan, ya, bukan obat yang mengurangi gejala. Yang menyembuhkan sekarang belum dapat," tambah Debryna.
Maka dari itu, Debryna menegaskan protokol kesehatan masih sangat penting untuk diterapkan.
"Sehingga yang bisa kita lakukan adalah mengurangi jumlah penyebaran supaya kerusakan yang timbul dalam masyarakat ini bisa kita kontrol," tutupnya.
Lihat videonya mulai dari awal:
Debat Warga Bali yang Demo Tolak Tes Corona dengan KSP
Dilansir TribunWow.com, anggota kolektif aksi tolak rapid test I Wayan Gendo Suwardhana menjelaskan latar belakang demonstrasi tersebut.
• Alat Rapid Test Hasil Produksi Indonesia Dijual Rp 75 Ribu per Unit, Disebut Lebih Unggul dari Impor
Ia mempertanyakan surat bebas Covid-19 yang harus dimiliki sebagai syarat perjalanan atau membuka bisnis.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Dany Amrul Ichdan kemudian menanggapi hal tersebut dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Rabu (29/7/2020).
Ia menyinggung penjelasan Gendo sebelumnya yang menerangkan adanya keberatan terhadap hasil tes sebagai syarat administratif.