TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Hendri Satrio memberikan pandangannya terkait ramainya sorotan untuk Pilkada Solo 2020.
Hal itu terjadi tidak lain karena ada sosok putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang menjadi bakal calon wali kota di Pilkada Solo 2020.
Dilansir TribunWow.com, Hendri Satrio menyakini tentunya Gibran punya anggapan bahwa saat ini adalah momentum yang paling tepat.
• Sempat Bilang ke Jokowi Siap Bantu Gibran, Achmad Purnomo Kini Pilih Rehat: Tanpa Saya Pasti Menang
Hendri Satrio juga menyakini Gibran sudah belajar dengan apa yang dialami oleh putra dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dikutip dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Minggu (26/7/2020), Hendri Satrio mulanya menjelaskan bahwa ada dua kondisi yang terjadi dengan fenomena majunya Gibran di Pilkada Solo tahun ini.
Dari satu sisi, Hendri Satrio memang menyakini banyak yang menyoroti negatif sikap Gibran termasuk kepada Jokowi, khususnya dalam urusan etis atau tidaknya.
Namun menurutnya, tidak ada larangan bagi Gibran untuk maju di Pilkada Solo 2020.
Ia menambahkan semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan atau menggunakan haknya untuk menjadi pemimpin, dengan catatan sudah memenuhi syarat.
"Ya sudah walaupun secara etika, ya nantilah ketika bapaknya selesai menjadi presiden, tetapi kan secara peraturan boleh-boleh aja dia maju," ujar Hendri Satrio.
"Memang kita penginnya supaya fair ya nanti setelah bapaknya selesai kemudian dia mau maju, maju deh," imbuhnya.
• Yakin Gibran Menang Pilkada, Purnomo Beberkan Rencananya ke Depan: Setelah Isolasi Saya Merenung
Sedangkan yang kedua, Hendri Satrio berpandangan bahwa saat inilah memang menjadi momentum yang tepat bagi Giban untuk maju dan memenangkan Pilkada Solo 2020.
Menurutnya, jika menunggu Jokowi menyelesaikan jabatannya sebagai orang nomor satu di Indonesia, maka dirasa mometumnya sudah lewat.
Dirinya lantas menyakini bahwa Gibran tentunya sudah belajar dengan yang dialami AHY ketika bapaknya sudah tidak lagi berkuasa.
"Tetapi bicara momentum itu akan susah bagi Gibran," kata Hendri Satro.
"Saya yakin Gibran juga belajar dari apa yang terjadi dengan AHY, karena begitu Pak SBY selesai semua publik di Indonesia ini this is Jokowi step, enggak lagi Pak SBY," ungkapnya.