Untuk kebutuhan makan, Imam biasa minta ke ibunya, Mursini yang tinggal terpisah.
Sering kali warga sekitar dan pemerintah desa setempat juga memberi makanan.
Sekitar pukul 02.00 WIB, warga sempat mendengar teriakan Tumiran.
"Warga sudah biasa mendengar teriakan korban setiap hari. Makanya juga tidak ada yang curiga," pungkas Iptu Hery Purwanto.
(TribunJatim.com/David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sambil Menangis, Pria Tulungagung Pangku Sang Ayah yang Tewas di Tangannya