"Kata-kata orang lain di medsos, katanya anak itu dipaksa ngamen terus katanya suka dipukulin terus disiksa katanya."
"Sedangkan dari pihak orang tuanya enggak, enggak dipaksa ngamen. Enggak dipaksa-paksa ngamen, disiksa enggak ada," kata Entin.
Sehingga Entin meminta agar orang-orang yang menyebarkan kabar demikian di media sosial segera menghapusnya.
"Jadi mohon dengan sangat hapus itu penyebaran di medsos itu mah cuma hoax," imbuhnya.
• Ada Tindak Pidana pada Kasus Tewasnya Bocah 5 Tahun di Tandon Air, Polisi: Persiapan Tersangka
Sebelum ditemukan tewas pada Jumat, rupanya Aulia sempat menhilang.
Sehingga, Entin sempat ingin melaporkan kehilangan cucunya ke Kapolsek setempat.
Ada yang sempat menyebut bahwa pada pukul 9 malam, cucunya masih berada di sekitar rumah.
"Saya teh kan udah subuh nyari-nyari ke sini enggak ada, terus pas saya mau ganti baju ke Kapolsek katanya jam 9 (malam), (Aulia) terakhir di sini teh."
"Mau laporan ke Kapolsek ada berita dari sini ada katanya di dalam toren, terus saya lari ke sini," cerita Entin.
Meski demikian, tidak ada orang yang tahu kapan cucunya bisa ke atas rumah di tempat tandon berada
"Katanya kemarin jam 9 masih ada, jam 9 malam. Tau ke atasnya jam berapa enggak ada yang merhatiin," ujar dia.
• TOP 5 BERITA POPULER: Kronologi Penemuan Bocah di Tandon Air hingga Refly Harun Tanggapi Gibran
Sehari-hari Aulia tinggal bersama pamannya yang masih SMP, ayah tiri serta ibunya yang juga merupakan anak Entin.
Pada saat kejadian, Aulia tidak dibawa ke rumahnya yang berada dekat stasiun.
"Sama pamannya, anak saya yang paling bungsu sama pamannya yang SMP, sama bapak tirinya, sama anak saya."
"Kalau enggak dibawa berangkat mah sehari-harinya sama saya, kalau kemarin mah enggak mau, maunya di kontrakan, saya di stasiun," kata dia.