"Itu harus ada perencanaan dalam bidang keuangan. Jangan berhenti di tengah jalan, itu enggak enak," terang Ridwan Saidi.
Lebih lanjut, terkait dengan proyek reklamasi Ancol ini disebutnya menjadi pertaruhan nama dan reputasi dari Anies sendiri.
Karena seperti yang diketahui, proyek tersebut mendapatkan banyak tantangan dari berbagai kalangan.
Ia kemudian juga meberi saran kepada Anies untuk tetap menghargai pendapat dan masukan dari Badan Musyawarah Suku Betawi dalam setiap pembuatan keputusan, apalagi yang berkaitan dengan kewilayahan.
"Karena ini Pak Anies sudah mempertaruhkan namanya, reputasinya, walaupun dia enggak pernah ucapkan 'Saya menjaga reputasi politik saya lho', tapi reputasinya dia pertaruhkan, mendapatkan hantaman-hantaman," ucapnya.
"Haruslah bekerja dengan perencanaan di bidang keuangan dan juga menampung pendapat-pendapat dari badan musyawarah suku Betawi," pungkasnya.
• Yakini Reklamasi Ancol Seluas 155 Hektar Tak akan Tuntas, Ketum Bamus Betawi: 20 Hektar Aja 11 Tahun
Simak videonya mulai menit ke- 12.00
Ketum Bamus Betawi Yakini Reklamasi Ancol Tak akan Tuntas
Ketua Umum Badan Musyawarah Suku Betawi 1982, Zainuddin memberikan tanggapan soal Reklamasi Ancol.
Dilansir TribunWow.com, Zainuddin menyakini bahwa proyek reklamasi Ancol seluas 155 hektar itu tidak mungkin akan berhasil.
Hal ini disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/7/2020).
Pernyataan itu menyusul alasan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan bukan halnya reklamasi melainkan hanyalah perluasan lahan Ancol.
Dan sekaligus memanfaatkan lumpur hasil pengerukkan sungai dan waduk yang mengalami sedimentasi.
Menanggapi hal itu, Zainuddin lantas mencontohkan hasil pengerukkan yang telah dilakukan selama 11 tahun sejak 2009.
Dikatakannya bahwa hasilnya hanya mampu menutup 20 hektar saja, yang sudah dilakukan di bagian timur Pantai Ancol.