"Pokoknya kalau aku jalan terus, kamu terus aja berarti aman," balas Atta.
"Kita jalannya agak jauh dulu soalnya kita mau ke toilet dulu ya."
"Kita cari bangunan terdekat untuk ke toilet," lanjutnya dengan bercanda.
Mendengar hal itu, Aurel hanya bisa berseru dengan kecewa karena sudah tak tahan ingin membuka penutup matanya.
"Aduuh, takut jatuh nih," keluh Aurel.
"Awas ada, loncat, lubang, ya," seru Atta tiba-tiba.
"Nggak lucu ah," kata Aurel sambil memukul pelan kekasihnya yang dibalas dengan tawa Atta.
Ia lalu meminta agar Atta tidak perlu ke toilet dahulu dan langsung menuju lokasi yang di maksud.
"Soalnya ditutup gini kau takut jalannya," ujar Aurel.
"Yaudah aku kencing di botol aja, siapin botol deh," gurau Atta.
"Awas ada tangga," seru seorang kru memperingati Aurel.
"Ah, tuh kan, dia aja nggak peduli ada tangga," protes Aurel sambil melangkahkan kakinya lebar-lebar.
Padahal saat itu mereka berjalan di lantai yang datar tanpa adanya halangan satu pun.
"Nggak ada, kamu dikerjain ama dia. Kamu jangan dengerin kata Gilang," jelas Atta.
"Eh, nunduk dikit," kata kru tersebut mengulangi.