Terkini Nasional

Hari Koperasi ke-73, Membangun Perkoperasian Nasional Bersamaan Sistem Ekonomi Murakabi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. R. Agus Trihatmoko, SE, MBA. MM

Sambutan Hari Koperasi Ke - 73 oleh Dr. R. Agus Trihatmoko, SE. MBA. MM. (Universitas Surakarta)

Membangun Perkoperasian Nasional bersamaan Sistem Ekonomi Murakabi

TRIBUNWOW.COM - Kegiatan usaha dengan cara koperasi merupakan budaya ekonomi yang masih berjalan hingga sekarang.

Usaha koperasi adalah praktik usaha sistem ekonomi murakabi pada sekala kecil dan tradisional ekonomi.

Secara informal seperti dilakukan oleh masyarakat di lampisan bawah dalam sekala kecil dan bermacam-macam versi teknisnya.

Dr. R. Agus Trihatmoko, SE, MBA. MM bersama Prof.Sri Edi Swasono saat diskusi tentang Koperasi. (Istimewa/TribunWow.com)

Detik-detik Akhir Editor Metro TV Menurut Kekasih, Selasa Masih Main dan Sempat Kirim Pesan Jam 10

Menengok dari sejarah bahwa koperasi mulai dikenal di Indonesia sejak akhir abad ke-18, masa Kolonial.

Konggres pergerakan koperasi merupakan titik tolak sejarah perkoperasian sebagai arah perjuangan ekonomi Indonesia (Tasikmalaya, 12 Juli 1947).

Proklamator Republik Indonesia – Bung Hatta semenjak Indonesia merdeka konsisten memperjuangan koperasi, sehingga beliau dijuluki Bapak Koperasi Indonesia.

Hingga sekarang sebenarnya koperasi masih ingin ditempatkan sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional.

Semangat itu, setidaknya terlihat pada setiap rezim pemerintahan masih menempatkan kementerian di bidang koperasi.

Namun demikian, dalam perkembangan ekonomi politik nasional dan global tidak disadari perlahan telah menyingkirkan koperasi.

Usaha koperasi terus digerus oleh persaingan liberal usaha dan korporasi, sehingga menempatkan kelompok kapitalis menjadi kekuatan utama ekonomi nasional.

Koperasi tinggal menjadi kegiatan usaha dibagian lapisan bawah korporasi besar atau institusional tertentu.

Sisa sedikit porsi ekonomi dalam perkoperasian seperti itu masih memberikan manfaat turut mensejahterakan anggota usaha koperasi termaksud.

“Masih ada beberapa koperasi besar di Indonesia yang dinilai kuat di bagian tubuh korporasi besar, misalnya, Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) dan Koperasi Semen Padang. Tetapi, kemungkinan KSWG sudah mulai terpuruk oleh karena mis-manajemen dan juga terholdingnya perusahaan ke Semen Indonesia," tulis Agus Trihatmoko dalam keterangan pers yang diterima TribunWow.com, Minggu (12/7/2020).

Jadwal Masuk Sekolah Senin 13 Juli, 104 Kabupaten di Zona Hijau Bisa Mulai Pembelajaran Tatap Muka

Banyak strategi atau upaya dari program-program kerja Kementerian Koperasi semenjak dulu hingga sekarang.

Alhasil, memang kuantitas koperasi meningkat, namun demikian kualitas koperasi nasional masih jauh dari visinya sebagai soko guru perekonomian.

Bahkan, kelembagaan bernama koperasi disalahgunakan oleh oknum pelaku usaha seperti halnya cara kapitalis.

Pembangunan perkoperasian di Indonesia akan sangat sulit maju besar, bahkan semakin menuju keredupannya;

Selagi, leberalisasi ekonomi terus mengalir dalam sistem pembangunan ekonomi nasional.

Tak dapat dihindari dari arah ekonomi global dan kemajuan teknologi digital semakin memperkuat dominasi kapitalis besar dan menyingkirkan koperasi-koperasi.

Perlu keberpihakan dari kebijakan pemerintah untuk menempatkan koperasi-koperasi dalam berbagai sektor bisnis untuk ambil bagian secara signifikan.

Jika, memang perekonomian Indonesia dibangun sesuai dengan amanat konstitusinya yaitu Pasal 33 UUD NRI 1945.

Reposisi koperasi dari lapisan bawah ekonomi kepada lapisan atas sangat memungkinkan yaitu dengan sistem ekonomi murakabi.

Koperasi diberikan kesempatan beroperasi tidak berdiri sendiri dalam unit usahanya, tetapi bersinergi dengan usaha korporosi besar.

“Seperti, kala itu dikembangkan oleh BUMN Semen Gresik dengan KWSG nya, dan di Semen Padang”.

Berikutnya, suatu mekanisme seperti keanggotaan masyarakat dalam koperasi yaitu kepemilikan saham masyarakat dalam korporasi besar.

Penyebab Tewasnya ABK Indonesia di Kapal China, Disebut Dianiaya Mandor dengan Besi dan Kayu

Ini lah teori ekonomi murakabi sebagai solusi di tengah kesulitan berkembangnya perkoperasian.

Kekuatan ekonomi nasional akan berdiri kokoh pada saat masyarakat tercakup dalam keanggotaan berbagai unit koperasi, beserta memiliki saham-saham korporasi besar nasional.

Perlu disadari kembali bahwa kegoncangan ekonomi dapat dipastikan selalu terjadi pada saat titik tertentu yaitu krisis ekonomi.

Terlepas ada pandemi Covid 19 atau pun tidak ada musibah sosial-kesehatan ini.

Krisis ekonomi meletus pada puncak kapitalisasi moneter dan fiskal tidak terkendali di tengah globalisasi ekonomi yang sangat leberalis.

Secara teoretikal murakabisme ekonomi menyatakan bahwa pendekatan ini mampu meredam potensi krisis ekonomi, karena tidak mengandalkan perdagangan kapital.

Asas kekeluargaan dan gotong royong adalah kekuatan kapital dari partisipan pelaku/organ ekonomi secara kolektif.

“Pada Hari Koperasi ke – 73 ini merupakan kesempatan baik bagi saya untuk turut menyumbangkan pemikiran ekonomi murakabi sebagai perkuatan koperasi Indonesia”.

Dalam kepentingan ini juga, bahwa murakabisme ekonomi tidak hanya penting bagi bangsa Indonesia tetapi juga telah ditawarkan bagi dunia.

Kesejahteraan rakyat dan perdamaian dunia menjadi arah dari tatatan ekonomi murakabi.

Mengapa demikian?

Perang dagang/ ekonomi dan resesi ekonomi saat ini telah memicu ketegangan fisik antar negara adi daya.

“Semoga mementum Hari Koperasi Indonesia ini menjadi semangat baru membangun tatatan ekonomi lebih baik ke depan agar murakabi bagi kemakmuran rakyat”, Selamat Hari Koperasi ! (Press Release)