TRIBUNWOW.COM - Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada menterinya mengundang berbagai reaksi tokoh, termasuk Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Jokowi marah lantaran para pembantunya itu dinilai bekerja biasa saja di tengah pandemi Covid-19.
Komentar Dahlan Iskan itu diungkapkan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (30/6/2020).
• Pandangan Adian Napitupulu soal Menteri yang akan Direshuffle Jokowi: Sekitar Ekonomi dan Kesehatan
Dahlan Iskan merasa wajar dengan kemarahan Jokowi tersebut.
Ia menyoroti soal penyerapan anggaran dana kesehatan sebesar Rp 75 triliun namun baru terserap 1,5 persen.
Menurut Dahlan, dengan adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Corona seharusnya membuat penyerapan anggaran lebih cepat dilakukan.
Dahlan menceritakan, biasanya tender itu bisa menghambat penyerapan anggaran.
"Artinya ini kan baru tanggal satu Juli berarti mungkin tender-tender yang untuk menyerap anggaran negara itu belum selesai tendernya."
"Karena tendernya kadang-kadang itu memakan waktu panjang dan kadang-kadang tender itu perlu diperpanjang lagi," cerita Dahlan.
Ia membenarkan selama ini memang Kementerian Kesehatan biasanya menyiapkan tender dua tahun sebelumnya.
Hal itu dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan penyerapan anggaran.
• Gara-gara Ungkapan Ini, Jokowi Dinilai Tak Drama oleh Fahri Hamzah: Sepandai-pandainya Pak Presiden
"Bisa saja memang satu Juli ini belum ada pemenang tender atau tender-tender ditunda, kalau tender dibatalkan karena ketidakpastian Covid ini."
"Tapi kan semua pernah mendengar tapi yang tahu ini adalah Kementerian Kesehatan bahwa untuk dana kesehatan, banyak tender yang dilakukan dua tahun sekali, maksudnya supaya tidak terjadi penyerapan anggaran yang telat seperti ini," kata dia.
Mantan menteri yang juga wartawan senior ini mengatakan, saat dirinya menjabat biasanya anggaran mulai terjadi pada 1 Januari.
Januari hingga Maret baru mulai menyiapkan tender.
Sedangkan Juli baru mulai pelaksanaan.
"Nah waktu saya jadi menteri itu pernah diberlakukan perintah oleh pemerintah waktu itu bahwa anggaran ini kan mulai berlaku 1 Januari, tapi kan tender-tender memakan waktu sehingga persiapan tender itu katakanlah sampai Maret."
"Maret baru diumumkan mungkin April, Mei baru ada keputusan tender kemudian Juli baru mulai melaksanakan," jelasnya.
• Bayangkan jika Jokowi Lebih Marah Lagi, Effendi Gazali: Mungkin Rocky Gerung akan Datang di ILC
Penyerapan anggaran biasanya akan sangat terlihat setelah Juli.
"Ini akan terus menjadi persoalan sepanjang tahun bagaimana penyerapan anggaran itu selalu rendah antara bulan Januari sampai akhir Juni, selalu begitu setiap tahun."
"Terus kemudian pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober mulai meningkat."
"Dan akhir tahun itu meningkat sekali, begitu siklus tahunannya," cerita Dahlan.
Namun,yang membuat bingung Dahlan adalah mengapa dengan adanya Perppu Corona membuat penyerapan anggaran Kementerian Kesehatan masih kecil.
Sedangkan dalam Perppu Corona, Kementerian bisa langsung menunjuk tender.
"Tapi dengan Perppu yang saya nilai Perppu takut cacat itu boleh tidak tender lagi, semuanya kan bisa penunjukan."
"Nah apanya sekarang yang kurang?" ujar Dahlan bingung.
Lihat videonya mulai menit ke-4:59:
Soal Jokowi Marah Bawa Teks
Pakar Komunikasi Politik, Effendi Ghazali mengomentari soal kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada menterinya dengan membawa teks.
Sebagaimana diketahui, publik dihebohkan dengan kemarahan Jokowi pada para menterinya pada 18 Juni 2020 namun baru dipublikasikan di channel YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Kemarahan Jokowi sambil membawa teks pidato itu menjadi perhatian lebih.
• Bayangkan jika Jokowi Lebih Marah Lagi, Effendi Gazali: Mungkin Rocky Gerung akan Datang di ILC
Hadir di acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (30/6/2020), Effendi mengatakan bahwa Rocky Gerung juga mempertanyakan itu.
"Ini menarik sebelum ke maknanya, Rocky Gerung itu professor logika menyuarakan, ini kenapa pidato ini pakai teks atau tidak menarik kita perhitungkan," kata Effendi.
Effendi merasa kemarahan dengan teks itu menunjukkan kemarahan itu sudah disiapkan sebelumnya.
Luar biasa marah hingga harus sampai dipersiapkan dengan teks.
"Kalau misalnya pidato ini pakai teks, berarti ini kemarahan yang dipersiapkan dengan luar biasa."
"Jadi persiapan marahnya itu luar biasa, ya direncanakan betul," katanya.
• Soal Jokowi Marah-marah, Dahlan Iskan Ceritakan Pernah Ditegur SBY: Tetapi Tidak Disiarkan ke Publik
Jika tidak memakai teks, Effendi merasa kemarahan itu akan tampak terlihat lebih asli lagi.
Lebih terlihat benar-benar dari perasaannya.
"Kalau tidak pakai teks artinya ada teks yang harusnya diucapkan taoi teks itu dianggap tidak ada, maka marahnya yang luar, wah itu lebih asli lagi, lebih lahir dari perasaan yang paling dalam," ujar dia.
Jika tidak memakai teks, Effendi menduga bisa saja presiden akan beralasan bahwa kemarahan yang luar biasa memang harus dipersiapkan dengan benar.
"Kalau kita tanyakan mengapa marah harus pakai teks? kan Pak Presiden bisa saja menjawab jangan memakai hal-hal yang standar pada suasana kritis, itu ya di dalam pidato Pak Presiden tersebut," ungkapnya.
• Analisis Pidato Jokowi yang Viral, Yunarto Wijaya di ILC: Coba Prabowo yang Marah, Enggak Aneh
Lihat videonya mulai menit ke-7:09:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)