TRIBUNWOW.COM - Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menilai tidak seharusnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) bersujud di hadapan dokter.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Senin (29/6/2020).
Sebelumnya Risma menangis tersedu-sedu dan bersujud di hadapan seorang dokter saat menghadiri audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Balai Kota.
• Saat Risma Bersujud dan Menangis di Hadapan Dokter: Saya Tak Pantas Jadi Wali Kota
Membahas sikap Risma tersebut, Kirdi menilai ada cara lain yang lebih baik dilakukan daripada bersujud.
Awalnya, Kirdi yakin keuntungan politik yang didapat Risma dari sikap bersujud.
"Keuntungan politik pasti ada, yaitu apa yang dia sampaikan lebih bisa didengar oleh konstituantenya dia," kata Kirdi Putra.
Meskipun begitu, ia menilai ada kerugian yang ditimbulkan akibat sikap spontan Risma tersebut.
Menurut Kirdi, sikap sujud Risma justru tidak efektif.
"Orang di posisi Bu Risma seperti itu tidak selayaknya melakukan hal itu. Enggak efektif jadinya," papar Kirdi.
Kirdi menilai ada cara lain yang dapat digunakan untuk menunjukkan sikap Risma dalam menanganai Covid-19, yakni dengan membuat kebijakan.
"Saya sepakat yang disampaikan tadi, bahwa harusnya ada cara lain yang bisa digunakan," jelas pakar ekspresi tersebut.
Ia menduga Risma beranggapan gestur bersujud tersebut akan berhasil menarik simpati publik.
Kirdi mengingatkan sebelumnya Risma pernah melakukan aksi serupa.
• Tangis Risma ke Dokter soal Membludaknya Pasien Covid-19: Tolonglah, Kami Jangan Disalahkan Terus
"Lebih baik tapi 'kan menurut kita. Kalau menurut Bu Risma, ada cara lain yang berhasil dan itu terbukti berhasil sebelum-sebelumnya," ungkit Kirdi.
"Maka enggak ada salahnya diulangin lagi, kira-kira seperti itu," lanjutnya.